Another Templates

Ahlan wa sahlan.... selamat datang di jendela motivasi dan inspirasi semoga bermanfaat

Kamis, 26 Mei 2011

Hati yang damai dalam Beratnya Musibah

Kesedihan dan kepanikan sering kali melanda manusia ketika sedang dirundung suatu masalah kecil. Atau bisa jadi hal itu muncul lantaran suatu masalah yang cukup besar, yang kita sendiri tidak sanggup untuk menanggungnya sendirian.

Dari sinilah kita baru merasa efek dahsyatnya mendidik hati. Karena hati yang damai dapat menjadi sandaran bagi seluruh kebaikan dan kedamaian. Karena itulah perhatian pada kondisi hati haruslah mendapatkan porsi perhatian yang sangat dan lebih besar.

Namun sayang, di jaman modern ini, penggemblengan hati lebih dikalahkan oleh pembangunan kualitas otak. Dari situlah muncul banyak hal yang mengakibatkan orang mudah sekali orang stress, tertekan, dan panik. Manusia banyak yang berpikir hanya dengan logika, dan atau tentang sesuatu yang sangat riil. Dan ketika tiba saatnya Allah menganugrahkan cobaan kesulitan, diri mereka akan berkata bahwa hal itu sulit dan rumit. Hal ini akan tentu saja akan berbeda bila hati yang kemudian berbicara dan menterjemahkan situasi. Akan terasa sudut pandang yang berbeda tentunya, yang berbanding lurus dengan kedamaian.

Memanglah benar bahwa kekuatan dahsyat atas hati yang mengendalikan tubuh dan jiwa manusia. Hal ini serupa dengan sabda Nabi dalam hadits yang mengatakan bahwa hati adalah pusat pusaran untuk seluruh anggota tubuh. Hati yang Damai membuat seluruh bagian tubuh dan jiwa kita pun larut dalam kedamaian. Sebaliknya, cerminan hati yang rusak dan kotor tidak mungkin akan bisa disembunyikan oleh lisan dan seluruh gerak tubuh.

Hati yang damai adalah jalan vital untuk memperbaiki kehidupan. Apapun akan terasa ringan saat hati menyampaikan dengan penuh kedamaian.
...Kedamaian hati benar- benar dapat menjadi sandaran bagi seluruh kebaikan. Hati yang damai adalah jalan vital untuk memperbaiki kehidupan. Dan muara dari seluruh kedamaian adalah keintiman hubungan kita dengan Allah yang maha memberikan kedamaian...

Tersebutlah Thalhah bin Ubaidillah yang terluka di kepalanya saat terjadi perang Uhud. Karena luka yang parah sampai- sampai diapun tidak sadarkan diri. Bahkan darah pun mengucur darah dari kepalanya. Abu Bakarpun sempat menolongnya, Beliau lalu memercikkan air di muka Thalhah. Hingga Thalhah tersadarkan diri.

Kalimat pertama yang diucapkannya saat dia tersadar adalah "Apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?". Abu Bakar menjawab: Beliau baik, beliau mengutusku untuk menemuimu.

Thalhah berkata: Alhamdulillah, semua musibah setelahnya (yaitu: setelah tahu bahwa Rasul dalam keadaan baik) terasa kecil.

Subhanallah.. bahkan tubuh yang terluka parahpun tak terasa olehnya. Sangat remeh dan nyaris tak terpikirkan, karena hatinya terpaut dengan suatu kecintaan yang lebih besar, yaitu keselamatan Rasulullah. Semua kesakitan terbayar sudah dengan kabar berita baiknya beliau dan semua musibahnya adalah terasa sangat kecil.

Benar benar kedamaian hati dapat menjadi sandaran bagi seluruh kebaikan dan keberuntungan. Sebuah kehidupan yang tidak dibangun di atas kedamaian hati, adalah ibarat mmembangun sebuah istana pasir yang menunggu air laut naik.dan muara dari seluruh kedamaian adalah keintiman hubungan kita dengan Allah yang maha memberikan kedamaian.
[syahidah]

Selasa, 24 Mei 2011

Menjadi pribadi yang Tenang dan Menenangkan

Ketenangan adalah kebutuhan setiap orang. kaya, miskin, tua, muda semua mendambakan sebuah ketenangan. Tidak jarang, seseorang rela mengeluarkan banyak uang demi memeperoleh ketenangan dan kedamaian. Dan atau seseorang rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk membuat diri dan hatinya tenang dan bahagia. Lalu...bagaimana dan dimanakah sebenarnya ketenangan itu??? dan bagaimana menjadikan diri kita seorang pribadi yang tenang dan menenangkan??

Pribadi yang tenang bukan berarti yang berlaku lamban, tapi tenang adalah tentang cermat dalam berpikir dan hati-hati dalam memilih. Tenang adalah tentang penyampaian kabar buruk dengan cara yang bijak, penyampaian fakta keras dengan cara yang lembut. Tenang juga adalah tentang perealisasian sebuah kerumitan dengan cara yang sederhana, pemberitahuan berita panas dengan cara yang dingin dan atau penolakan berat dengan cara yang ringan, dll.

Dan cara mendapatkan semua sumber ketenangan yang abadi itu adalah Menjadikan diri kita mempunyai  keintiman hubungan bersama Allah SWT. Ketenangan seperti inilah yang menjadi obat dari segala penyakit hati dan kekacauan hidup.

Sejenak marilah kita luangkan waktu untuk menyimak nasehat Ibnu Mas’ud. Beliau adalah salah seorang shahabat Nabi saw. Beliau pernah didatangi seseorang yang ingin meminta nasihatnya, untuk dapat dijadikan obat bagi jiwanya yang tidak tenang.

Kemudian Ibnu Mas’ud menasihatinya,” Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat. Pertama , engkau datangi tempat orang membaca Al-Qur’an, engkau membaca Al-Qur’an, engkau dengarkan baik-baik orang yang membaca Al-Qur’an.
Atau kedua , engkau datangi majlis taklim yang mengingatkan hati kepada Allah.
Atau ketiga, engkau mencari waktu dan tempat yang sunyi, di situ engkau menyendiri menyembah Allah, seperti pada waktu lewat tengah malam, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman pikiran, dan keikhlasan hati.”

Setibanya di rumah, orang tersebut melaksanakan apa yang dinasihatkan Ibnu Mas’ud itu. Ia berwudlu, kemudian membaca Al-Qur’an dengan khusyu, penuh konsentrasi. Seusai membaca Al-Quran ia merasakan ada ada sesuatu yang berubah. Jiwanya terasa tenang, hatinya tentram, pikirannya kembali jernih. ketenangan benar benar menyelimuti hatinya.

Hanya seseorang yang pernah panik yang bisa merasakan kenikmatan sebuah tenang setelah dia menyadari kekacauannya. Hanya seseorang yang pernah gundah yang bisa menikmati ketenangan setelah mengetahui kesakitannya.
Maka beruntunglah pribadi yang mengambil pelajaran dari kesalahan. Sama sekali tidak ada alasan untuk mereka merasa menyesal tentang sesuatu yang sudah lewat, yang mungkin timbul atas kekurang tenangan sikap dalam pemilihan desain masa depan. Dan karena ketenangan itu pula, terhapusnya segala kekhawatiran mereka tentang sakit atau pahitnya kehidupan, karena mereka yakin sumber dari segala sumber ketenangan yaitu Allah SWT akan selalu siap menemani dan menyambut hamba hambanya yang senantiasa memohon KepadaNYa. Ketenangan akan selalu hadir karena mereka juga menghadirkan Allah dalam setiap aktivitasnya.
(syahidah)

Minggu, 22 Mei 2011

Pengalaman, Jejak Langkah Hidup Yang Mengajari Kita

Kepintaran, kekuasaan ataupun kedudukan yang disandang seseorang bukanlah berarti kepemilikan atas segalanya. Bila saja seseorang itu kurang bijak dalam menggunakan dan menjalankannya, maka kekuatan bisa membunuh dan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Ibarat cermin, pengalaman memberi kita banyak pelajaran dan rambu rambu dalam hidup. Pengalaman juga mematangkan seseorang dalam melangkah menjalani takdirnya.
Maka sebaik- baiknya laku adalah yang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang pernah dialami. Ibarat keledai, dia pun tak akan mau jatuh ke lubang yang sama dua kali. Pengalaman bukan sekedar mengalami, tetapi lebih dari itu selalu bertanya dan belajar dari apa yang di alami. Dari sana kita dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan kita, serta apa yang perlu diperbaiki, atau diubah. Hasil dari semua itu, diharapkan kita memilih keputusan untuk masa depan kita dengan lebih cerdas,cermat,tepat.

Pengalaman akan sangat memberikan fungsinya untuk mengajari kita, bila kita sendiri mau dengan ikhlas dan jujur mengakui pada diri sendiri tentang kekurangan dan kebodohan kita sebagai manusia. Maka dari itu dibutuhkan keluasan hati dan ketidakpuasan atas  pembenahan diri. Orang yang cepat puas dalam menentukan kualitas dirinya, biasanya akan miskin pengalaman, atau memiskinkan dirinya dari mendapat pengalaman, walaupun waktu dan hal yang telah dialaminya sangat banyak.

Kualitas pilihan hidup dapat menentukan dan menghasilkan pengalaman, pengalaman sendiri menuntun kita pada sebuah sikap bijak, berhati hati dan penuh pertimbangan dalam melangkah. Orang yang bijak akan dapat menilai persoalan bukan dari satu sudut dan atau berdasarkan kepentingannya sendiri.

Ia tidak akan begitu cepat melakukan dan menilai sesuatu karena kawatir beberapa hal penting akan terlewat, dan ia tidak begitu saja selalu maju dan menerjang, jika perlu ia bersedia menepi dan berhenti. Setelah menguasai keadaan dia akan memutuskan dengan penuh pertimbangan...
(syahidah)

Terima Kasih, Suamiku...

Setelah sekian lama kita bersama, terikat dalam ikatan suci pernikahan, banyak yang telah kau  untukku dan keluarga kita. Dan kini ijinkanlah aku mengucapkan terimakasihku, suamiku...

Terimakasih telah menjadi imam yang baik yang sangat mengerti dan memahami para" makmumnya". Dengan cara yang indah kau "menahkodai" rumah tangga kita. Dengan sangat tenang kau menjadi guru bagi kami tanpa memaksa dan menggurui.

Terimakasih atas kesabaran yang kau berikan disaat aku sangat cerewet dalam segala hal, dari mulai urusan penting sampai urusan yang sangat sepele. kelakuanku yang terkadang seperti anak kecil,manja,terlalu sensitif yang hanya kau balas dengan senyum. Bahkan kalimat inipun masih sempat kau ucapkan, " aku berharap bisa seperti Umar bin khatab yang menasehatkan kepada seseorang yang berkeluh kesah atas istrinya, beliau berpesan "wahai saudaraku, aku bersabar terhadap istriku, karena itu haknya. dialah yg menyiapkan makanan untukku, mencuci dan membersihkan pakaianku, yang menyusui anak-anakku. padahal, semua itu bukanlah kewajibannya. apalagi aku merasa damai bersama dirinya, karena dialah yang menyelamatkan aku dari perbuatan yang haram. aku bersabar karena semua hal tersebut". Subhanallah...

Terimakasih atas kesetiaanmu dalam menemaniku, istrimu, makhluk wanita yang memang biasanya kurang akal, emosional dan bandel ini. Pernah terpikir olehku, kalaupun bisa, mungkin kau dapat memilih wanita yang lebih segalanya dari pada aku. Namun kau putuskan menghabiskan sisa hidupmu bersamaku dan menjaga dan mengayomiku.

Terimakasih atas kerja keras yang tiada mengenal lelah untuk memenuhi nafkah keluarga kita. Kau habiskan waktu dari mulai fajar sampai matahari tenggelam untuk memastikan bahwa kebutuhan kita tercukupi.

Terimakasih atas pengayoman  yang kau persembahkan dengan penuh ketelatenan dan ketulusan. Tiada protes apalagi kemarahan ataupun keluhan sebagai umpan balik dari semua itu, walau aku tahu kadang memang aku membuatmu marah dan pantas untuk dimarahi.

Terimakasih atas perlindungan yang kau wujudkan bagiku dan anak anak kita. Perlindungan hati dengan selalu menjaga perasaanku agar tidak tersinggung, dan Perlindungan raga dengan mengusahakan tempat berteduh bagi kami semua.

Terimakasih atas kemakluman yang selalu kau berikan tanpa henti dalam menghadapi apapun kekuranganku.

Terimakasih atas apapun pemberian darimu yang kau berikan dengan penuh ikhlas dan sama sekali tidak pernah kau mencoba mengungkitnya.

Terima kasih atas keluasan hatimu, dan tetap memilih bersamaku dalam suka dan duka.

Terimakasih atas semua pengorbanan, waktu, tenaga, dan pikiran yang benar benar kau curahkan untukku dan keluarga kita

Terimakasih atas doa yang setiap malam kau panjatkan untuk kebaikanku dan masa depan kita

Terimakasih atas keteladanan yang kau tunjukkan dengan penuh kedewasaan bagiku dan terutama anak anak kita.

Terimakasih atas dukungan yang kau berikan saat aku terpuruk dan mencoba bangkit kembali

Terimakasih atas pengertian yang tiada pernah henti kau berikan dalam menghadapi istrimu, makhluk wanita yang memang agak rumit untuk dimengerti

Suamiku..
Betapa aku berterimakasih kepada Allah yang telah mencurahkan rahmat dan rejekinya kepadaku dengan memberikan pemberian yang istimewa sepertimu. Mungkin kata terimakasih memanglah tidak cukup untuk menggambarkan dan membalas semua yang telah kau berikan dengan ikhlas untukku dan keluarga kita, namun walaupun hanya ini, mohon terimalah ungkapan terimakasihku...

Terima kasih suamiku....
(syahidah)

Andai Aku Muslimah yang Taat


Bila saja aku muslimah yang takut Pada Allah, aku akan menjaga diri dari dosa

Bila saja aku muslimah yang taat, maka aku akan lebih menjaga pandangan, kata dan perilaku dari membuat fitnah untuk para lelaki dan atau bagi diriku sendiri.

Bila saja aku muslimah yang menjaga harga diri,akan aku jadikan malu sebagai perhiasan jiwaku, akan ku kemas tubuhku sedemikian rapi dalam balutan pakaian takwa, bukan menjadi ajang etalase aurat di jalan jalan.

Bila saja aku muslimah yang takwa, aku akan mentaati suamiku, aku akan berada dirumahnya,menjaga diri dan kehormatanku untuknya, melayani semua kebutuhannya dan membahagiakannya.

Bila saja aku muslimah yang cerdas, aku akan mengatasi kegundahan suamiku dengan cara yang cantik dan menggantikannya dengan senyum, tanpa harus berbalik memaki- makinya

Bila saja aku muslimah yang bersyukur, aku akan belajar menerima atas apapun pemberian suamiku tanpa sempat berpikir untuk menghardiknya.

Namun lihatlah keadaanku sekarang, terbaring lemah dalam penyakit yang mematikan bernama AIDS. Sendiri. Sebuah hukuman dari Allah atas perilaku bejatku dulu. Tapi apalah gunanya penyesalan. Aku hanya berharap sekarang aku masih mempunyai hari esok untuk menjadi muslimah yang taat.

Bila saja aku muslimah yang bertaubat, aku akan selalu menghiasi hari hariku dengan dzikir dan permohonan ampun kepada Allah..

Sudahlah!cukup!. Tak perlu berandai andai lagi, aku akan hanya melakukan tobatku sekarang, selama masih ada nafas, selama masih ada waktu, walau aku tahu semua sudah hampir terlambat, tapi aku harus bertobat. semoga Allah mengampuni dosa dosaku, dan menjadikan aku muslimah yang taat, disisa akhir hidupku. Amin.
[syahidah]

Minggu, 15 Mei 2011

Dari Dapur, Wanita Menuju Surga

Salah satu pesan orang tua kepada para anak perempuannya adalah " Cinta suami berawal dari perut". Ketelatenan seorang wanita dalam memberikan hidangan yang memanjakan lidah bagi suaminya, ternyata memang tidak hanya berhasil memikat kasih sayang dan perhatiannya, namun juga terbukti berhasil menghidangkan kebahagiaan bagi rumah tangga mereka. Betapa tidak, suami mana yang tidak akan damai melihat sang istri begitu serius merawat dan melayaninya, serta perduli pada hal terinci termasuk pada jam makannya. Bagi suami yang sangat pintar menghargai, hal ini membuat kekurangan wanita yang menjadi istrinya seolah termaklumi oleh perbuatannya merawat dan menjaga cita rasa lidah sang suami.Dan tentunya bagi si istri, kebahagiaan sudah pasti dituainya karena kesenangan dan ridho suami memanglah menjadi tujuan akhir dari perjuangan wanita muslimah.

Maka, betapa disayangkan jika masih ada beberapa orang yang berpikir bahwa dapur bukanlah tempat wanita modern dalam `berkarir`. Bahkan sebagian dari mereka dengan ikhlasnya berbagi pahala dengan para pembantu bahkan menyerahkan semuanya kepada pembantu. Beribu alasan kesibukan dan ketidakmampuan diberikannya, termasuk alasan bahwa jaman sekarang pekerjaan rumah hanya menghambat perkembangan kreatifitas wanita.

Hanya orang- orang yang belum mengerti kedamaian sebuah melayani, yang akan berpikiran bahwa pekerjaan dapur hanya merendahkan wanita. Begitulah pendapat kebanyakan mereka, biasanya didapur, masa depan wanita...tamat.

Namun hal ini berbeda dengan pikiran para wanita yang menjunjung tinggi sebuah keikhlasan. Melayani bukan berarti memasrahkan diri menjadi pelayan. Melayani berarti meninggkatkan derajat diri, dari yang semula hanya berpikir tentang diri sendiri, dengan usaha yang keras dia tanggalkan ego untuk membahagiakan orang lain. MasyaAllah, ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tapi juga tidak mustahil dijalankan. Wanita ajaib seperti apa yang dapat berbuat seperti ini, kecuali akan menjadi berkah bagi pasangannya. Betapapun pekerjaan rumah begitu beratnya, betapapun banyak kesibukan diluar yang menyita waktu mereka, namun seorang wanita sholehah akan tetap memfokuskan bahwa keluarga adalah nomor satu, dan karena memang itulah tanggung jawab sesungguhnya,baginya, dari Allah sang maha penguasa. Pikirannya akan dengan sadar menggiringnya untuk selalu menyempatkan waktu menyiapkan apa yang dia bisa hidangkan untuk suami tercinta. Selanjutnya, pahala baginyapun akan mengalir dengan deras dan tiket untuk masuk ke dalam surga Allah insyaallah akan digenggaman.

Memang masih banyak cara untuk membahagiakan suami kita selain dengan memasakkan makanan kesenangan beliaunya. Namun, adakah cara yang lebih indah untuk memenuhi selera makan mereka selain dengan memenuhinya dengan tangan kita sendiri. Pastilah sebuah kebanggaan bagi kita dapat merawat suami sebagai bagian dari amanah kita yang kita lakukan dengan tangan kita sendiri, dan menjadikan kita pribadi yang dapat dipercaya dalam menjaga amanah.

Maka jangan pernah menyepelekan titipan Allah, dan jangan menunggu sampai titipan itu diambil Allah barulah kita menyadari kekeliruan kita. Maka sebaiknya kita mulai menumbuhkan rasa malu, saat mengetahui bahwa sang suami cenderung menyukai penganan di luar dan atau buatan orang lain. Manfaatkan waktu sebaik mungkin belajar, karena sungguh Allah menyediakan surga bagi hambanya yang bersungguh- sungguh dalam belajar.

Siapapun anda, apapun kedudukan dan pekerjaan serta kesibukan saat ini, jangan pernah menganggap remeh hasil karya yang  terolah dengan tangan kasih sayang anda dari sebuah ruangan kecil yang bernama dapur. kebahagiaan suami, perhatian dan kasih sayangnya dapat anda ikat dari sana. so, mengapa tidak buru- buru memulainya sekarang?. Selamat berburu pahala...
(Syahidah)

Semarakkan Hidupmu dengan Sedekah, Agar Hartamu Berkah

SEBUT saja Ami, dia mempunyai pengalaman luar biasa mengenai sedekah. Ami telah lama mengidap penyakit kulit yang tidak jelas, dalam suatu waktu penyakit bisa kambuh, gatal-gatal di seluruh badan. Banyak dokter telah dia kunjungi, obat-obatan telah dia beli, namun seakan tidak mempan, sakit itu tidak kunjung sembuh. Ami enggan lagi ke dokter, dalam keadaan hampir frustasi tersebut Ami berkeinginan menyedekahkan uang yang seharusnya untuk berobat, anak yatim dia pilih untuk menerima sedekahnya.
Tidak ada niat lain Ami selain mencari ridha Allah saat bersedekah. Namun sebuah keajaiban Allah muncul, dari hari ke hari setelah bersedekah, sakitnya pelan-pelan membaik, Subhanallah. Kini Ami tidak perlu lagi mengeluhkan sakitnya, karena sudah sembuh total karena berkah sedekah dan atas izin Allah.
Di tempat yang lain, kisah menakjubkan terjadi, sebut saja namanya Vivi. Vivi dilanda gundah karena tidak kunjung mendapatkan kerja, padahal tidak sedikit usaha yang dilakukan. Bingung mendera hati Vivi. Waktu shalat tiba, Vivi segera menunaikan kewajibannya. Selesai shalat, seakan ada petunjuk kuat dari Allah, sebuah ayat terlintas di kepalanya, “Kamu sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan (yang sempurna) sebelum menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui” (Ali Imran 92).
Vivi lalu mengingat-ingat uang di tabungannya, kemudian mengingat-ingat siapa dalam waktu dekat yang membutuhkan bantuannya. Ingatannya langsung tertuju pada saudaranya yang membutuhkan bantuan. ‘Bismillah, kucari ridha-Mu ya Allah,’ batin Vivi saat itu, bukan mengharap apa-apa selain ridha Allah. Uang di tabungannya ia sedekahkan pada saudaranya yang terbelit kesulitan dikarenakan keluarganya dirawat di rumah sakit. Lega yang dirasakan Vivi, ada kekuatan iman di hatinya, berkah sedekah mampu menenangkan keresahannya. Tidak lama kemudian, dalam hitungan hari, sebuah telpon dari kantor yang dia ajukan lamaran kerja menelponnya, mengabarkan pada Vivi bahwa Vivi diterima kerja, dan agar datang memenuhi panggilan bos perusahaan di kantornya. Saat itulah Vivi langsung sujud syukur.
Sedekah itu perlu keikhlasan, bukan mengharap balasan, sesulit apapun yang terjadi, hendaknya sedekah dilandasi iman dan harapan yang dalam akan ridha Allah.
Balasan sedekah tidak berarti berupa materi, namun bisa saja berkah sedekah tersebut berimbas pada ketenangan hati, khusyuknya ibadah, terjaganya diri dari belanja sia-sia.
....sSedekah menjadikan manusia sebagai pribadi yang mampu ikhlas kapan saja harta titipan Allah itu harus lepas dari tangannya....
Selain itu manfaat sedekah juga mampu menjadikan manusia sebagai pribadi yang mampu ikhlas kapan saja harta titipan Allah itu harus lepas dari tangannya.
Abu baker RA adalah sahabat Rasulullah yang sangat ringan dalam kebaikan, tanpa pertimbangan menggunakan seluruh hartanya untuk menebus budak yang disiksa kaum Quraisy. Begitupun Khadijah, wanita kaya raya yang sangat peduli terhadap kaum tertindas, tidak pernah memperhitungkan ataupun menimbang-nimbang harta yang diinfakkan di jalan Allah.
Sedekah itu memang berat jika tidak dilandasi iman yang kuat, padahal Allah menjanjikan balasan yang luas bagi insan yang menyedekahkan hartanya untuk kepentingan agama Allah.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tuju bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-NYA) lagi Maha Mengetahui” (Al Baqarah 261).
....balasan dan berkah melimpah bagi harta yang disedekahkan. Mari berlomba-lomba meraih ridha Allah dengan sedekah....
Subhanallah, melimpahnya balasan dan berkah bagi harta yang disedekahkan, apalagi saudaraku yang kalian tunggu?
Mari berlomba-lomba meraih ridha Allah dengan sedekah, semarakkan dunia kita dengan usaha sedekah, agar harta yang Allah titipkan menjadi berkah. [yuliana]

Kamis, 12 Mei 2011

Belajar Menerima Kekurangan Pasangan Kita

Tidak ada manusia yang sempurna. Sebuah kalimat klise, namun sangat mendalam artinya.
Manusia yang menuntut kesempurnaan dari sesuatu hanya akan menemukan bahwa dirinya telah menjadi pribadi yang kurang bersyukur. Begitupun dalam kehidupan suami dan istri sehari hari. Sebuah hubungan yang sempurna tidak berarti selalu baik dan harmonis dan atau mempunyai kesamaan dalam segala hal. Namun kesempurnaan adalah tentang melengkapi dan mengerti satu sama lain. Itulah rahasia Allah azza wa jalla yang tersimpan dengan nama Perbedaan. Suami istri mempunyai latar belakang,  pemikiran dan banyak hal lain yang berbeda, namun justru disinilah nikmatnya, perbedaan itu bisa menjadi pelengkap bagi kekurangan satu dengan yang lain.

Perbedaan hanya akan menjadikan konflik yang tidak sehat jika seseorang suami atau istri kekeh menilai pasangannya tidak sejalan dengan keinginan ataupun selera mereka. Tapi bukankah pernikahan adalah tentang "kita" dan bukan " kamu" atau " aku" ?.
Keegoisan dan penilaian dengan harga mati atas kekurangan pasangan kita adalah salah satu sumber yang tidak sehat dalam hubungan keluarga. Bukankah manusia tempatnya salah dan lupa? dan kalausaja mereka tahu dari awal tentang efek buruk dari kesalahan itu, mereka akan sangat menjauhkan diri dari melakukan kesalahan dan atau mengijinkan diri mereka mempunyai kekurangan  tersebut? Dari itulah Allah mengajarkan kita tentang indahnya memaafkan.
Dan bukankah suami istri hanyalah sebagai manusia yang hanya dapat menerima tanpa bisa "memesan" karakter, sifat ataupun kekurangan yang diberikan Allah kepada mereka. Cara cantik yang justru diberikan Allah inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai ladang amal dan ibadah untuk menciptakan sebuah kesempurnaan, yaitu lewat perpaduan dua perbedaan dari suami dan istri.

Dengan adanya kesadaran dan kerelaan hati memahami itu semua, insyaallah keadaan rumah tangga akan lebih mententramkan, dan insyaallah menjauhkan sebuah hubungan dari konflik yang merusak.

kadang tanpa kita sadari, atas nama ego dan atau pembenaran terhadap ego masing masing, suami atau istri memulai sebuah konflik. Namun bagi mereka yang ingin benar benar membina hubungan yang harmonis, konflik akan "berlangsung" secara sehat tanpa harus saling menyakiti atau malah mendholimi di akhir ceritanya. Jadi, konflik memang tidak selalunya buruk. Hal ini berlaku bagi suami istri yang mau belajar dan ingin mendidik diri untuk lebih mendapatkan keluasan hati. Sebagai hasilnya, mereka akan menjadikan konflik sebagai cara untuk introspeksi dan mengetahui kekurangan masing masing.
Selamat menikmati kekurangan yang ada pada pasangan kita, dan mari menjadikannya sebagai ladang amal ibadah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Semua yang terjadi dan apa yang Allah takdirkan atas kita pasti mengandung sebuah misi untuk menjadikan kita pribadi yang belajar, dewasa, dan belajar untuk dewasa. Walaupun ada banyak kekurangan pasangan kita, insyaallah terkandung lebih banyak kebaikan, dan bahkan bisa jadi kekurangan yang diasah secara lembut dan lebih telaten, lambat laun akan berubah menjadi kelebihan. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapi dan bersyukur atas hal yang bernama kekurangan.

Mengelola Cemburu Agar Rumah Tangga Makin Harmonis

Lestarikan Cemburu yang Syar'i Agar Suami-Istri Makin Harmonis

Cemburu yang syar’i? Hmm.. ada gak ya? Cemburu apalagi pada diri perempuan biasanya tidak produktif dan tak logis. Cemburu buta, namanya. Tapi bila cemburu bisa dikelola dengan baik dan yang mengelola adalah muslimah shalihah, maka cemburu ini bisa menjadi lampu kuning bagi yang dicemburui (suami) agar langkahnya tidak kebablasan.
Cemburu bukan asal cemburu. Cemburu yang syar’i adalah rasa yang hadir ketika suami terlihat mulai menduakan hati. Bukan pada istri tapi menduakan Ilahi? Emang ada? Ketika suami tetap asyik di depan computer padahal azan sudah berkumandang, istri harus mulai cemburu. Ketika jadwal ngaji tiba suami masih saja belum siap-siap, istri juga harus pasang muka mulai cemburu. Begitu juga ketika kewajiban dakwah harus ditunaikan tapi suami mulai ogah-ogahan, cemburu pun harus segera diberi tempat.
Sebagai istri, kita tak rela bila tujuan utama cinta yaitu Allah SWT diduakan. Bukan diduakan dalam makna sesembahan tapi diduakan ketika prioritas yang wajib tapi malah dinomorduakan. Nah, ini tugas istri untuk bukan sekadar mengingatkan tapi harus cemburu. Bila yang dicemburui masih juga gak nyadar, maka cemburu ini harus diungkapkan. Jangan memakai trik cemburu buta, karena laki-laki (suami) seringkali tak paham dengan makna cemburu yang diungkapkan dalam sikap oleh si istri.
....Cemburu antara suami dan istri harus ada, tapi cemburu yang produktif karena alasan syar’i dan bukan sekadar berdasar perasaan saja....
Itu dalam hal kewajiban. Bagaimana dengan cemburu ketika mengetahui suami mulai ‘menyerempet’ sesuatu yang berbau maksiat? Misalnya saja dalam hal interaksi dengan lawan jenis. Bukan niat hati untuk bermaksiat, tapi ada kalanya manusia lupa batas syariat ketika hatinya sudah tersentuh. Ada wanita yang ditinggal mati suaminya, anaknya banyak, dan suami berniat membantu. Tapi seharusnya bukan suami yang datang memberi santunan pada sang janda tersebut. Alangkah lebih makruf apabila si istri yang mengantarkan sumbangan agar tidak timbul fitnah. Bila suami lalai, maka istri berhak dan wajib untuk cemburu agar batas syar'i dak dilanggar.
Begitu juga niat suami untuk membantu anak yatim putri yang beranjak remaja. Biar istri yang mengurusi dan suami support dana yang diperlukan. Begitu juga dalam hal-hal lain yang yang sekiranya ada sikap dan perilaku suami yang patut dicemburui karena alasan syar’i. Jangan sampai kita menjadi istri yang acuh tak acuh atau terlalu percaya sehingga kehilangan kewaspadaan terhadap suami. Seshalih apa pun suami, toh ia adalah manusia biasa yang tak lepas dari khilaf dan dosa. Menjadi kewajiban istri untuk mencemburui dan mengingatkan agar suami segera kembali ke rel yang benar. Begitu juga ketika istri mulai khilaf, maka suami pun patut untuk cemburu.
....Cemburu suami-istri yang syar'i ini harus dipelihara karena bisa menjaga keharmonisan pernikahan agar tetap di jalan syariat....
Misalnya saja istri tidak mau menutup aurat. Suami wajib cemburu karena itu artinya istri merelakan keindahan tubuhnya menjadi santapan mata-mata yang tak berhak untuk memandangnya. Suami harus segera bertindak dan tidak membiarkan istrinya keluar rumah tanpa menutup aurat. Dan masih banyak lagi hal-hal yang harus membuat suami cemburu yaitu utamanya ketika istri mulai melupakan kewajiban baik sebagai muslimah secara umum atau sebagai istri dan ibu secara khusus.
Jadi, cemburu antara suami dan istri memang harus ada. Cemburu yang produktif adalah cemburu karena alasan syar’i dan bukan sekadar berdasar perasaan saja. Cemburu jenis ini memang harus dipelihara karena bisa menjaga keharmonisan pernikahan agar tetap di jalan syariat.

Mengelola Cemburu Agar Rumah Tangga Makin Harmonis

SEORANG istri mengirim sms bernada pedas pada teman kerja suaminya. Isinya memaki-maki dan menuduh hal-hal keji yang tidak pernah dilakukan oleh perempuan tersebut. Bukan itu saja, si istri tadi juga menelpon teman suaminya di kampus yang kebetulan satu kelompok dalam sebuah mata kuliah. Isi telepon tak  beda dengan is sms yaitu bernada menyerang, memaki-maki dan menuduh yang bukan-bukan. Intinya, semua manusia yang berjenis kelamin perempuan dan mempunyai hubungan kerja, kuliah, dan bisnis dengan suaminya pasti pernah terkena semprot si istri yang sangat pencemburu tersebut.
Cemburu tanda sayang. Tapi bagaimana bila cemburu itu berlebihan dan bahkan merugikan? Tentu hal ini tak ingin terjadi dalam kehidupan berumah tangga kita. Cemburu yang buta bahkan membabi buta hanya akan menyakiti diri sendiri, pasangan dan orang lain yang dicemburui. Oleh karena itu, harus ada manajemen cemburu agar rasa ini tetap berada di rel-nya.
....Cemburu tanda sayang. Tapi bila cemburu itu berlebihan bisa merugikan. Oleh karena itu, harus ada manajemen cemburu agar rasa ini tetap berada di rel-nya....
Perempuan kental sekali dengan dominasi emosi yang seringkali di luar nalar dan akal sehat. Tapi perempuan mukminah (yang beriman) tentu beda. Emosi yang secara fitrah ada pada dirinya, mampu dikelola agar berdaya guna dan bukannya malah merusak. Toh, meskipun berjenis kelamin perempuan, Allah juga mengaruniakan akal sebagai penyeimbang dari emosinya yang mudah meledak-ledak. Akal sebagai perempuan mukminah inilah yang berguna sebagai rem apabila emosi dan nafsu sudah meronta ingin meledak.
Berapa banyak kerusakan di muka bumi terjadi akibat hawa nafsu diperturutkan? Berapa banyak rumah tangga berantakan juga karena cemburu membabi-buta tanpa ada alasan dan bukti yang jelas? Dan berapa banyak juga peran sentral perempuan sangat vital dalam mempertahankan atau menghancurkan sebuah mahligai pernikahan yang suci?
Wahai ukhti, kelola cemburumu dengan akal dan imanmu. Jaga lidahmu dari mendamprat perempuan lain yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan suamimu kecuali sebatas hubungan kuliah atau kerja dan bisnis semata. Itu pun juga selalu disertai adab yang syar’i agar tidak timbul fitnah di kemudian hari.
Sebelum menuding pihak lain, coba tanya dan diskusikan baik-baik dengan suami. Apakah ada gejala suami berbeda dari biasanya? Tanyakan juga, sebatas apa hubungan suami dengan teman kuliah, kerja, bisnis, dll. Apa pun jawaban suami, seorang istri yang baik pasti akan berusaha mempercayainya. Bila pun masih ada terasa keganjilan pada jawaban suami, tidak perlu langsung marah dan menuduh yang bukan-bukan. Tetap tenang dan cari jalan lain. Cobalah mengenal dengan siapa suami berinteraksi untuk keperluan kuliah, kerja dan bisnisnya. Bila suami tipe jujur, ia pasti tak keberatan istrinya mengenal teman-teman perempuannya.
....Wahai ukhti, kelola cemburumu dengan akal dan imanmu. Kelola cemburumu dengan sehat....
Yakinlah, semua masalah termasuk cemburu ini selalu ada jalan keluar untuk menyikapinya. Komunikasi yang baik dengan pasangan bisa menjadi pencegah sekaligus obat agar tidak terjadi komplikasi masalah lainnya. Muslimah, mulai sekarang kelola cemburumu dengan sehat ya.

Senin, 02 Mei 2011

Kerukunan, Kunci Kebahagiaan Rumah Tangga

Betapa indah sebuah rumah tangga yang dibina dengan kasih sayang yang tulus, kesederhanaan konflik dan keramahan komunikasi antar dua pasangan. Naungan yang hangat memberikan kenyamanan tersendiri di rumah. Sebagai akibatnya, kesehatan hati dan imanpun insyaallah akan lebih terjaga dengan sebuah kerukunan. Sebaliknya, konflik yang tidak sehat hanya akan memicu kerumitan. Bila hal ini tidak segera disikapi dengan baik, maka akan berakibat buruk dalam kelanjutan kehidupan rumah tangga.

Kerukunan dan kedamaian adalah sesuatu yang sangat berharga. Betapa tidak, seseorang tidak dapat "membelinya" jika hanya mengandalkan materi atau status sosial yang tinggi. Sebagai contoh, betapa banyak orang yang mencari makan untuk keluarga, tapi seberapa sempat dia makan bersama keluarga dalam sehari-harinya.

Kerukunan adalah kata lain dari hak milik dari pribadi yang damai. Dan kedamaian itu sendiri hanyalah dimiliki oleh jiwa jiwa yang damai, hati yang luas dan pribadi yang mempunyai azzam yang kuat untuk selalu membahagiakan pasangan.

Kerukunan yang ada dalam rumah tangga bukan sebuah keajaiban yang tiba tiba muncul dan atau jika dia menghilang maka penderitanya akan menyalahkan nasib. Kerukunan terwujud sebagai hasil usaha dari masing masing pasangan untuk mau memaklumi dan saling melengkapi kekurangan yang satu dengan yang lain.Kerukunan tercipta karena adanya ikatan hati yang saling membutuhkan dan kemauan untuk mengesampingkan emosi dan ego masing masing.

Kerukunan dalam rumah tangga bukan sekedar teori, namun praktek yang tak berkesudahan dan menuntut kesabaran yang tiada batas. Dan ketika manusia yang penuh keterbatasan mendapatkan kesulitan untuk mencapainya, maka pertolongan dari Maha yang memberi ketenangan dan Penghilang Kesusahan yang Hakiki, akan selalu siap menolong hamba- hambanya yang memohon.
(syahidah)

Ingin Bahagia Dalam Pernikahan? Cobalah BeberapaTips Berikut

Banyaknya terpaan dan cobaan hidup membuat banyak pasangan yang menyerah dan akhirnya memutuskan untuk berpisah. Berikut 8 tips untuk membantu Anda menjaga ikatan pernikahan agar sanggup bertahan meski harus menghadapi beragam ujian.

1. Milikilah komunikasi yang berkualitas
Perkuat hubungan Anda dengan melakukan komunikasi yang teratur dan berkualitas. Jangan sungkan menanyakan hal-hal kecil seperti, "Sudah makan belum?" "Bagaimana harimu di kantor?" atau "Apa saja yang kamu kerjakan hari ini, Sayang?" Pertanyaan-pertanyaan itu memang terkesan sepele, namun hal-hal besar seringkali berawal dari peristiwa 'kecil' semacam itu. Perhatian Anda akan membuat harinya lebih baik. Andaipun tak ada masalah, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan atas dasar cinta itu tentu bisa membuat hatinya berbunga-bunga. Biasakan untuk membicarakan hal-hal sekecil apa pun kepada pasangan Anda.

2. Berpacaran setelah menikah
Hal ini sangat-sangat membantu dalam memperdalam keromantisan antara Anda dan pasangan. Setelah menikah, seringkali semua berubah. Kesibukan dan stres bisa membuat Anda berdua jenuh
3. Bulan madu kedua, ketiga, dan seterusnya
Sempatkanlah waktu untuk menghabiskan waktu berdua, mungkin pergi keluar kota menikmati waktu berduaan tanpa adanya gangguan dari pihak-pihak lain. Lupakan pekerjaan, lupakan beban persoalan. Nikmati momen-momen berharga ini untuk semakin menguatkan cinta Anda.

4. Memaafkan dan melupakan
Kata maaf seringkali menjadi kata yang paling sulit dilontarkan, paling pelit diberikan. Tapi mulai saat ini, cobalah untuk jujur saat Anda atau suami telah melakukan kesalahan. Mintalah maaf dan katakan dengan jujur kesalahan yang telah Anda atau dia lakukan tanpa ada yang ditutupi. Tidak cukup hanya dengan saling bersikap jujur dan meminta maaf. Pelaku kesalahan tentu harus berusaha keras untuk tidak lagi mengulangi kesalahannya. Apalagi, jika kekeliruan itu melukai hati pasangannya. Bagi yang merasa dilukai, milikilah hati yang besar untuk memaafkan karena tidak ada manusia yang sempurna. Hargai kejujuran dan keberanian pasangan dengan memaafkan dan melupakan kesalahannya. Setelah itu, jangan pernah lagi mengungkit 'cerita lama'.

5. Percaya dan terbuka
Kepercayaan memang sulit untuk dimiliki semua orang, namun kepercayaan harus dimiliki jika Anda berniat untuk memiliki keluarga bahagia yang mampu bertahan menghadapi badai kehidupan. Kepercayaan dapat dipupuk jika kita belajar untuk terbuka satu sama lain, tidak menutupi hal sekecil apa pun, menceritakan, dan
memberitahukan hal apa pun kepada pasangan, entah itu kabar yang baik ataupun buruk.

6. Menghargai, mengoreksi, dan memberi pujian
Mengetahui posisi dan kedudukan dalam keluarga. Sebagai istri, Anda berkewajiban untuk melayani dan patuh terhadap suami, sedangkan suami berkewajiban untuk mencintai dan menjaga keutuhan dan kebahagiaan keluarga. Hargailah setiap pendapat yang diutarakan pasangan meski mungkin Anda kurang setuju. Tak ada manusia yang sempurna. Itu artinya, tak ada manusia yang selalu dan pasti benar. Saling mengoreksi (dengan cara yang benar) untuk kebaikan bersama tentu perlu dilakukan. Hargai juga perbedaan pendapat atau pandangan, jika ada. Satu lagi, jangan pelit memberikan pujian tulus. Ini akan menambah hangat kehidupan perkawinan Anda berdua.

7. Berikan dukungan
Pasangan harus bisa saling menopang karena setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Baik Anda atau suami harus mampu menutupi kekurangan pasangan dan menonjolkan kelebihannya.

8. Tampil menawan
Setelah menikah, bukan berarti tugas Anda membuat suami terpesona selesai. Justru ini waktu yang tepat untuk mengerahkan upaya tampil istimewa untuknya. Memang tampil 'wah' dan memukau tak perlu dilakukan setiap hari, tapi kelihatan rapi dan bersih harus tetap dipertahankan. suami pasti bangga memiliki pasangan yang paham bagaimana dan kapan harus menjaga penampilan. Tampillah menawan danrawatlah diri Anda.