Another Templates

Ahlan wa sahlan.... selamat datang di jendela motivasi dan inspirasi semoga bermanfaat

Selasa, 21 Juni 2011

Tanda Cinta Dari Sang Terkasi

Setiap pasangan suami istri mendambakan keluarga yang bahagia dan harmonis meskipun masalah dalam rumah tangga tak dipungkiri keberadaannya. Namun adanya komunikasi yang baik antara suami istri dapat memperkecil bahkan meniadakan dampak dari masalah tersebut. Baik pencetus masalahnya dari suami, istri maupun dari luar, insyaallaah masalah akan dapat teratasi dengan adanya keterbukaan satu sama lain.

Bukan bermaksud menjelek-jelekkan pasangan atau menampakkan kekurangan pasangan, namun keterbukaan tersebut bermaksud untuk mencari sebuah solusi. Jika ada yang berpendapat diam lebih baik karenatakutakan menyakiti atau membuat malu pasangan apabila dia bersikap terbuka maka ada baiknya dia melihat pertimbangan lain. Jika memang masalah tersebut bisa teratasi dengan diam, maka tak masalah untuk tidak dikomunikasikan. Namun jika dengan komunikasi akan lebih memberi dampak positif, maka berkomunikasilah karena bersikap terbuka bisa dilakukan dengan cara yang halus tanpa kesan menjelekan atau menyakiti. Cobalah untuk mulai berbicara dengan kata-kata yang lembut. Bisa langsung dengan lisan maupun tulisan. Jika pasangan kita memang ada kekeliruan maka hal itu bisa mengingatkannya dan bahkan bisa membuatnya berubah lebih baik.
Sebagaimana tulisan di bawah ini yang menyajikan sebuah diary seorang suami yang ditujukan kepada istri tercintanya. Tentulah tulisan tersebut dibuat karena rasa cintanya yang diwujudkan dalam bentuk perhatian berupa teguran halus terhadap sang istri. Tujuannya adalahmenginginkan istrinya lebih baik agar tidak merugi di dunia maupun di akhirat.
Telah diketahui bahwa ketika seorang suami mencintai istrinya, ia akan berusaha membuktikannya dengan memberikan sesuatu sebagai tanda cinta. Tanda cinta tersebut tidak hanya akan terwujud dalam bentuk hadiah yang berupa perhiasan atau barang-barang mewah saja, akan tetapi juga terwujud salah satunya dalam bentuk perhatian kepadanya, baik perhatian tentang kesehatannya, keadaannya hingga akhlaknya. Dan tanda cinta berbentuk perhatian inilah yang berpengaruh sangat besar dalam keharmonisan dalam rumah tangga. Mengapa? karena ia begitu special, tidak bisa dibeli ditoko manapun, dan dicari di bursa online manapun, meskipun orang tersebut sangat kaya. Maka berbahagialah wanita yang mendapat perhatian tersebut. Sebagaimana bahagianya sang istri yang telah mendapat tulisan dibawah ini dari sang terkasih.
Semoga dari diary ini bisa direnungi dan diambil hikmahnya, khususnya bagi kaum wanita agar bisa menambah ladang amal dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
DIARY SEORANG SUAMI YANG BERISI TEGURAN HALUS KEPADA ISTRINYA
Istriku tercinta, aku menulis catatan ini sebagai bukti cintaku kepadamu dan keridhaanku menerimamu sebagai istri, aku telah menambatkan cintaku untukmu. Dalam hatiku berkata, inilah wanita yang bisa menjadi ibu anak-anakku dan cocok menjadi istriku. Inilah mawaddah dan sakinah, inilah raihanah rumahku. Aku bimbing tanganmu bersama-sama mengarungi samudera dengan bahtera rumahtangga, menuju ke pantai yang penuh kedamaian di sisi Ar Rabb Ar Rahman.
Akan tetapi tiba-tiba datang topan badai menghalangi jalan kita, angin bertiup kencang. Kalau kita berdua tidak segera sadar niscaya kita akan kehilangan kendali bahtera dan kita akan tersesat arah. Aku berkata dalam hati: tidak! Aku tidak akan membiarkan bahtera ini karam. Maka aku pegang penaku dan aku buka lembaran kertasku. Lalu aku tulis teguran halus ini dari seorang kekasih kepada kekasihnya.
  • Istriku tercinta tidakkah engkau ingat pada awal pernikahan kita dahulu engkau adalah lambang kecantikan, kemudian aku tidak mengerti mengapa penampilanmu sampai pada taraf demikian parah, awut-awutan dan tak enak dilihat. Apakah engkau lupa bahwa termasuk salah satu sifat wanita shalihah apabila suaminya memandang kepadanya niscaya akan membuat senang.
  • Sayangku, tidakkah engkau ingat, berulang kali engkau mengungkit-ungkit jasamu kepadaku, menyebut-nyebut kewajiban-kewajiban rumahtangga yang telah engkau lakukan untukku, pelayanan yang telah engkau berikan kepada tamu-tamuku dan dalam melayani kebutuhanku, apakah engkau lupa firman Allah subhanahu wa ta’alla
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى
    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Qs Al Baqarah: 264)
  • Tidakkah engkau ingat wahai kekasihku, berapa kali kita telah saling berjanji pada saat-saat pernikahan bahwa kita akan saling bahu membahu dalam ketaatan, mengemban dakwah kepada agama Allah, berikrar bahwa kita akan fokus kepada masalah ummat islam dan mendidik anak-anak kita dengan pendidikan islami, tetapi relitanya kita sibuk mengikuti perkembangan mode, hanyut mengikuti cerita-cerita, kisah-kisah, pernak-pernik dan mengejar harta darimanapun sumbernya.
  • Sayangku, tidakkah engkau ingat seringnya engkau menggerutu, tidak qana’ah (puas) menerima rejeki yang telah Allah berikan kepada kita. Haruskah aku menjalani usaha yang haram demi mewujudkan keinginanmu? Apakah engkau sudah lupa kisah wanita yang berkata kepada suaminya: “Bertaqwalah engkau kepada Allah dalam memperlakukan kami, sungguh kami bisa menahan lapar namun kami tidak akan sabar menanggung panasnya api neraka.”
  • Ingatkah dirimu betapa sering aku bangun dari tidurku dibagian akhir malam, ternyata aku dapati engkau sedang asyik menonton film dan musik. Bukankah lebih baik engkau berdzikir mengingat Allah dan mengerjakan shalat malam dua rakaat sementara manusia sedang lelap tertidur dikegelapan kubur. Atau minimal engkau segera berangkat tidur agar esok tidak terluput shalat fajar.
  • Sayangku, ingatkah dirimu ketika engkau keluar dari rumah tanpa seizinku untuk mengunjungi keluargamu dan ketika engkau memasukkan temanmu si fulanah ke dalam rumahku padahal aku telah melarangmu memasukkannya ke dalam rumah! Lupakah dirimu bahwa itu merupakan hakku!
  • Kekasihku, ingatkah dirimu ketika keluargaku datang mengunjungiku, demikian pula teman-temanku, namun aku lihat engkau menampilkan wajah muram, berat langkah kakimu dan bermuka masam!Memang engkau telah menghidangkan kepada mereka makanan yang lezat dan mengundang selera akan tetapi semua itu tiada artinya karena muka masammu itu! Bukankah engkau mengetahui sebuah pepatah: ‘ Temuilah aku tetapi jangan beri aku makan!’
Sayangku, aku senantiasa mengatakan kepadamu dengan sepenuh hatiku bahwa aku mencintaimu.
Aku berharap kita bersama-sama dapat meraih ridha Ar-rahman.
Barangkali aku juga banyak melakukan kesalahan dan mengabaikan hakmu. Dan barangkali aku tidak menyadari kekuranganku dalam melaksanakan kewajiban terhadapmu dan dalam menjaga perasaanmu.
Aku memohon kepadamu agar membalas risalah ini, silakan ungkapkan apa yang terbetik dalam benakmu. Bukankah tujuan kita berdua adalah satu. Kita telah menumpang bahtera yang satu dan tujuan kita juga satu. Tujuan kita adalah selalu bersama-sama di dunia dan di akhirat di jannah ‘And. Jangan engkau biarkan angin badai menghantam kita sehingga membuat kita tersesat jalan.
-selesai-
Diary diatas hendaknya dapat menjadi wacanabagi para wanitaagar lebih memperhatikan hak-hak suaminya, yang terkadang terabaikan namun tidak disadari oleh sebagian para wanita. Bersyukurlah jika suami nrimo (tak banyak menuntut) namun hendaknya sang istri pengertian bukan malah sekehendak hati bahkan mengabaikan hak-hak suami. Sajikanlah hak-hak yang terbaik dimeja rumah tanggamu hingga terasa lezat dalam menikmatinya, serta barakah karenanya. Wallahu a’lam
***
Diambil dari buku Agar Suami Cemburu Padamu hal 44, Penerbit At-Tibyan (Dengan sedikit penambahan dari tim muslimah.or.id)

Senin, 20 Juni 2011

Cintailah Pasangan Kita Apa Adanya

Salah satu konsekuensi yang harus kita ambil setelah memutuskan untuk berhijrah yaitu menikah tanpa melalui pacaran. Karena dalam Islam memang tidak ada konsep pacaran (lihat surat 17 : 32). Bagi seorang aktivis da’wah yang telah memutuskan untuk menikah tanpa melalui proses pacaran (dikenal dengan istilah ta’aruf secara Islami), kadang yang tergambar dibenak kita adalah seorang ikhwan yang akan menjadi pendamping hidup kita adalah seorang ikhwan yang benar-benar mengamalkan apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.
Ya keinginan yang wajar dan manusiawi jika kita ingin pasangan hidup kita shalih/shalihah, menjaga pandangan pada yang bukan muhrimnya, berusaha selalu membantu pekerjaan isteri, dan sebagainya.
Selama ini penulis sering mendapatkan pertanyaan seputar rumah tangga, suami dan keluarga. Kadang ada suami yang santai membaca koran, sedangkan isterinya sibuk memasak dan mengurus anak-anak, tanpa peduli untuk membantunya. Lalu bagaimanakah sikap kita terhadap pasangan hidup kita? Berikut adalah tips-tips bagaimana kita menyikapi pasangan hidup kita yaitu sebagai berikut :
1.Terimalah ia apa adanya
Pernikahan adalah menyatukan dua keluarga besar yang berbeda suku, kultur dan budaya serta pola asuh yang diterapkan pada masing-masing keluarga. Tentu saja tidak mudah merubah karakter yang telah melekat pada pasangan hidup kita. Namun Insya Allah dengan ikut tarbiyah, tentu saja perlahan-perlahan kita berusaha untuk menjadi pribadi yang kaffah.
Jangan pernah sekali-kali menbandingkan pasangan hidup kita dengan pasangan hidup teman kita. Yakinlah bahwa Allah pasti memberikan jodoh yang sekufu untuk kita. Bukankah Allah tidak pernah mengingkari janji-janji-NYA?
2.Pandai bersyukur atas anugerah suami yang shalih
Sebagai aktivis tentu saja, Alhamdulillah kita harus bersyukur pada Allah SWT, yang telah memberikan anugerah terindah dalam hidup kita yaitu seorang ikhwan yang sevisi dan semisi dalam mengarungi rumah tangga dan juga da’wah yang mulia ini. Coba kita bayangkan rumah tangga yang suaminya selingkuhlah, yang melakukan KDRT dalam rumah tanggalah, yang suami tidak shalatlah. Sementara Alhamdulillah, Allah anugerahkan pasangan hidup kita yang selalu tilawah, rajin datang liqo, aktif da’wah di masyarakat, mengerjakan yang sunnah-sunnah. Sementara rumah tangga lain, mungkin suaminya sering berkata-kata kasar? Sementara kita? Alhamdulillah, suami kita selalu berkata-kata lembut dan sangat menjaga perasaan kita, sebagai seorang isteri. Insya Allah karena suami kita memahami sebuah hadits yang mengatakan, “ Sebaik-baik pria adalah yang paling baik sikapnya terhadap keluarga.” Nikmat Allah mana lagi yang kita dustakan?
3.Saling menutup aib pasangan hidup kita
Sebagai aktivis, tentu saja kita juga manusia biasa yang tidak luput dari dosa dan kesalahan. Tetapi idealnya memang kesalahan para aktivis da’wah harus lebih sedikit dibandingkan yang lain. Bukankah kita selalu mengajak orang lain untuk menjadi lebih baik, kita harus lebih dahulu mengamalkan apa yang kita sampaikan/ceramahkan?
Sebaiknya dalam berumah tangga, aib pasangan hidup kita, harus kita tutupi, tidak perlu kita ceritakan pada orang lain, hatta pada adik dan kakak kita. Biarlah semua hanya suami dan isteri saja yang tahu akan aib pasangan hidup kita. Yakinlah di setiap kekurangan pasangan hidup kita, pasti Allah berikan banyak kelebihan pada dirinya..Bukankah setiap pasangan hidup merupakan pakaian bagi pasangan hidupnya?
4.Saling meningkatkan diri dan potensi pasangan hidup kita
Sebagaimana kita ketahui, ada beberapa gambaran rumah tangga, yaitu rumah tangga laba-laba, rumah tangga seperti rumah sakit, rumah tangga seperti rumah tangga pasar dan rumah tangga kuburan. Yang terbaik adalah rumah tangga seperti rumah tangga masjid. Di mana dalam rumah tangga tersebut tercipta suasana saling asih, asah dan asuh. Suami dan isteri pun harus meningkat dari sisi ketaqwaan, dari sisi pendidikan, dari sisi ekonomi, sehingga tercipta rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Suami tidak boleh membiarkan isteri untuk tidak berkembang, terutama dari sisi tsaqofah (pengetahuan). Jika memang ada rezeki, tidak salah jika isteri diizinkan untuk melanjutkan kuliah kembali, atau meneruskan kuliahnya kembali (karena keburu dikhitbah) ketika skripsinya misalnya. Insya Allah indah sekali manakala kita mampu memciptakan rumah tangga seperti rumah tangga masjid
Semoga dengan goresanku yang sederhana ini, Insya Allah mampu memberikan semangat dan motivasi untuk teman-teman AyoNikah yang shalih dan shalihah untuk segera mewujudkan niat yang suci yaitu menggenapkan setengah diin, yakinlah menikah tidaklah serumit dan sekompleks apa yang dibayangkan sebagian orang. Justru dengan menikah Insya Allah kekuatan kontribusi da’wah akan semakin besar, karena di tengah lelahnya kita pulang berda’wah, sudah menanti pasangan hidup kita, yang siap kita berlabuh dan berbagi tentang suka duka kehidupan ini (tapi Insya Allah banyakan sukanya daripada dukanya).. Insya Allah untuk masalah rezeki, yakinlah apa yang kita berikan untuk pasangan hidup kita, akan menjadi tambahan amal shalih kita dan akan Allah cukupkan rezeki-NYA bagi yang ingin menggenapkan setengah diinnya.. Aamiin ya Robbal ‘Alamiin

Cinta Bersemi di Pelaminan

Lupakan! Lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab.
Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Shalih dan kalem. Secara diam-diam gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang dilantunkan di malam hari. Umar pun mencari Nasr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya Umar pun memutuskan untuk mengirimnya ke Basra.

Disini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, Nasr justru cinta pada istri tuan rumah. Wanita itu juga membalas cintanya. Suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nasr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh seorang istri. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu. Hasilnya: aku cinta padamu! Nasr tentu saja malu kerena ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi cintanya tak hilang. Dia menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan badannya kurus kering. Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati Nasr. Betapa gembiranya Nasr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta tak mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nasr meninggal setelah itu.
Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh dilahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.
Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nasr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.
Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.
#Anis Matta

Jumat, 03 Juni 2011

Nikmatnya Bersahabat Dengan Kesendirian

Hingar bingar dunia seringkali melenakan manusia. Keindahannya dibalut dalam keramaian yang penuh dengan kepentingan. Bagi yang tiada terbiasa, begitu kesendirian itu tiba, sejenak mereka akan merasa terpojok pada keadaan yang sangat menjemukan. Tapi justru sebenarnya disanalah nikmat itu berada. Kasih sayang Allah menanti kita untuk mendekat. Semua tergantung kepada keputusan diri kita untuk menyambutnya atau tidak.

Bahkan batinpun butuh istirahat, butuh nutrisi lebih untuk menahkodai langkah kita selalu menuju jalan yang benar. Mereka butuh sejenak, untuk mereview laporan kebaikan dan kebandelan kita sebagai "anak buahnya", kepada Allah SWT. Ternyata kesendirian membawa nikmat bagi hati hati yang merasa tiada pernah sendiri.

Ternyata kesedirian tak selamanya mematikan. Tanyalah kepada para pecinta malam yang terhanyut dalam sholat dan keintiman dengan Robb mereka. Betapa nikmatnya karunia sebuah air mata itu. Air mata penyesalan dan permohonan keampunan atas dosa dan kekhilafan.

Ternyata kesendirian tak selamanya menyakitkan. Tanyakan saja kepada para "penyalur" rezeki. Mereka memilih untuk hanya memberi tahu diri mereka sendiri, atas apa yang mereka berikan kepada orang lain. Tak perlu beramai ramai apalagi dengan pengumuman. mereka melakukan sesuatu untuk hanya diketahui oleh yang maha mengetahui.

Ternyata kesendirian adalah menyelamatkan. Tanyakan saja pada para manusia penyimpan aib sodara mereka. tiada waktu lebih untuk mencela kesalahan manusia lain. yang ada adalah belajar dari kesalahan mereka dan terus memperbaiki diri sendiri.

Ternyata Kasih sayang Allah SWT itu unik untuk disampaikan.

Dalam kesendirian Allah SWT memberi jeda waktu untuk penyegaran nurani dan "benafas" kembali diri kita dalam pertemuan hangat dengannya, sebelum kita memulai langkah baru menghadapi tantangan dunia.

Ternyata Kasih sayang Allah SWT itu unik untuk direnungkan.

Dalam kesendirian kita diajarkan menjadi sahabat bagi diri sendiri. Dan hal itu adalah memang yang paling masuk akal. Bukan tak boleh meminta bantuan kepada sesama, tapi akan lebih baik jika kita mengharuskan berdiri dengan kaki sendiri. dan dikala terjatuhpun, kita harus mampu membangkitkan diri.

Mencoba ramah pada kesendirian, mungkin akan lebih baik dan berarti. Ya, akan lebih berarti disaat keadaan dan dunia tak bersahabat dengan kita. Berusaha menjadi sahabat terbaik bagi diri sendiri entah dalam keramaian ataupun kesendirian adalah sebuah anugrah. Karena kita sendirilah pemeran utamanya, pemimpin dari diri sendiri dan yang paling mengerti isi hati.
Ternyata kesendirian membawa nikmat bagi hati hati yang merasa tiada pernah sendiri. Karena mereka percaya bahwa Allah selalu menemani.

Bahagianya Mencintai Bahagia

Aku. Aku adalah orang yang paling malang di dunia. Itu yang ada dalam pikiranku sekarang. Betapa tidak, lihatlah aku sekarang. Aku terbaring lemah karena serangan stroke. Yang lebih ajaib lagi, usiaku masihlah 32 tahun. Tepat disaat kejayaan dan kekayaan menjadi teman akrabku sehari hari. Dalam sehari aku merasa dunia benar benar terbalik. Aku merasa tak punya masa depan. Bahkan untuk melakukan kegiatan sehari hari pun aku harus bergantung pada bantuan orang lain.

Sudah sebulan lebih aku berada di ruangan sempit ini, di tempat yang sangat aku benci. Rumah sakit. Infus dan kekakuan tubuhku ini benar benar menyiksaku.

Terkadang lewat jendela lebar diruangan ini, aku masih mendengar keramaian di luar sana. Pasti menyenangkan bisa berlari dan bergembira sebebas mungkin. tapi lihatlah aku, berjalanpun aku tidak sanggup.

Aku adalah orang paling malang di dunia, dan tak punya masa depan. Benar benar Allah tak adil padaku...

Hari ini aku mendapat teman sekamar. Dia masih sangat muda. Baru 20 tahun. Nasib kamipun kurang lebih sama. Karena penyakit diabetes, terpaksa sebelah kakinya terenggut lewat amputasi.

Sudah dua hari ini, setiap pagi dia duduk di dekat jendela. Dia bercerita panjang lebar tentang keadaan di luar sana. Dia menceritakan taman yang indah dengan bunga bunga dan anak kecil yang bermain berlarian. Ah sungguh menyenangkan sekali. Aku bahkan berpikir, kalau saja aku sehat nanti, aku akan menghabiskan waktu ku disana.

Keesokan harinya, di sore hari yang indah, dia memulai aktifitas rutinnya itu. Kali ini dia duduk di dekat jendela dengan mengenakan bajunya yang paling baru. Dia menceritakan kepadaku tentang sekumpulan burung camar yang terbang dengan indah di senja hari. Aku sempat bertanya, "Apa kau bahagia dengan keadaanmu?" "Alhamdulillah, walaupun aku hanya diijinkan Allah untuk memiliki satu kaki, tapi aku masih bisa menghirup udara dengan bebas, dan mendengarkan indahnya suara adzan. Bukankah Allah itu baik sekali?" Jawabnya dengan gembira.

Sudah sebulan lebih kami berdua berada didalam kamar ini. Setiap pagi pula, tak lupa dia duduk didekat jendela sambil menceritakan padaku keindahan di luar sana. Jujur, lambat laun dia menjadi penyemangatku. Aku masih bisa merasakan keindahan hidup dalam pembaringan yang menyiksaku ini. Dia sangat menghiburku.

Pertengahan bulan berikutnya, kesehatanku mulai membaik. Paling tidak aku sudah di ijinkan duduk di kursi roda. Namun sayang, temanku itu harus berganti rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih baik di luar negeri. Aku merasa sendiri

Hari ini adalah hari pertamaku melihat dunia luar lewat jendela rumah sakit itu. Aku ingin melihat taman bunga nan indah, anak- anak kecil yang lucu dan keindahan senja di sore dan pagi hari. Aku benar benar tak sabar memulainya.

Aku mengambil kursi dan duduk tepat didekat jendela. namun betapa kagetnya aku, ketika ternyata aku dapati bahwa didepan jendela sama sekali tak ada pemandangan apapun kecuali tembok. Tembok itu tepat berbatasan dengan tembok ruangan lainnya.

Aku mulai mengingat ingat kejadian yang telah dilakukan anak muda itu. Ternyata selama ini dia mencoba benar benar menghibur dan menyemangatiku. Semangat hidup dan ketabahannnya yang besar, ingin ditularkannya kepadaku, orang yang sama sekali tidak punya minat melanjutkan hidup.

Kebohongan yang indah itu telah mengembalikan minatku untuk kembali bernafas. Ah aku tak mau menyebutnya kebohongan, dia benar benar menyadarkan aku bahwa kebahagiaan adalah bukan berdasar keadaan tapi hanya karena kepandaian kita mengatur situasi hati dan mensyukuri nikmat Allah.

Dengan perantara sakit ini, Allah mencoba menyentilkanku. Allah mencoba memberiku jalan untuk menjawab sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang indah dalam hidup adalah bukan rumah sebesar apa yang kita tempati, atau mobil merek apa yang kita kendarai, tapi yang lebih penting dari semua itu adalah "Apa hati kita damai dan bahagia?"...
(syahidah)

Ketika Suami Jatuh Cinta (Lagi) Kepada Anda

 Anugrah dari Allah SWT yang bernama cinta sungguhlah sangat ajaib. Dengan cinta, semuanya serba terlihat indah dan tiada cela.
Ketika seorang pria dalam hal ini suami, jatuh cinta kepada istrinya, mereka akan berubah menjadi pribadi yang sedikit lebih kompleks. Para suami akan sangat mencintai istrinya tersebut. Beliaupun akan rela berkorban demi istrinya, baik pengorbanan itu kecil ataupun pengorbanan yang besar.
Terkadang ketika para suami jatuh cinta, mereka mencari akan cara untuk menerjemahkan emosinya. Karena saat berada dalam posisi ini pula, konon, para suami berada dalam keadaan yang paling rentan. Maklumlah, emosi mereka yang jarang muncul dalam kehidupan sehari hari, sedang menampakkan diri bersamaan dengan datangnya cinta dihati mereka. Kadang-kadang, emosi bahkan bisa mengalahkan rasio mereka juga.
Ketika suami jatuh cinta, mereka akan berusaha tampil sesempurna mungkin di hadapan Anda. Tak jarang suami akan sedikit agak salah tingkah didepan anda. Merekapun akan dengan sukarela melakukan hal hal yang akan memukau dan memberikan kesan positif untuk anda, istri yang sangat dicintainya.
Saat suami jatuh cinta, ia akan sangat murah hati untuk memuji Anda setiap saat. Dengan tanpa ada instruksi, beliau akan pulang lebih cepat dari biasanya dan akan selalu ingin bersama dan didekat anda. Dia tidak akan ragu untuk mengganti aktivitas bersama teman prianya demi bersama Anda. Ia ingin memberitahukan bahwa ia memiliki hidup yang menyenangkan saat bersama dengan Anda.
Namun pertanyaan yang kini muncul adalah, kapan terakhir anda membuat suami anda jatuh cinta(lagi) kepada anda? kapan terakhir suami bersikap seperti ini kepada anda?
Suami membutuhkan wanita sebagi istri dan pendamping yang dapat membuat mereka nyaman. Para suami  biasanya tidak mengharapkan bantuan dari para istri istri mereka. Biasanya, mereka hanya ingin istrinya dapat memberikan suatu dukungan, dan melayani mereka dengan sepenuh hati. Dan hal itu dapat membuat suami lebih merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan dan aktifitasnya.
Suami juga membutuhkan istri yang mempunyai prinsip. Memang adakalanya suami menginginkan istrinya menurut, tetapi satu waktu, mereka juga menginginkan istri tersebut bisa mempunyai pendapat sendiri. Suami juga kadang tak segan meminta dan membutuhkan pendapat dari para istri. Suatu tindakan, suatu kepercayaan diri, karismatik, yang menunjukkan bahwa wanita itu juga mempunyai keberanian, tanpa harus bersikap lancang.
Suami juga menyukai istrinya yang dengan rela memberikan “time out", meminta waktu luang untuk bisa bertemu dengan teman-temannya, tetapi masih tetap menjaga hubungan yang lancar dengan pasangannya. Para suami akan sangat berterima-kasih kepada istrinya jika mereka bisa menghargai dan memberikan waktu tersebut, tanpa keluhan atau kritikan tentang hal tersebut.
So, siap membuat suami jatuh cinta lagi kepada anda??? [syahidah]

Tips Suami-Istri Harmonis: Ungkapkanlah Penghargaan Setiap Saat

Apakah berat mengucapkan satu kata "terimakasih", untuk suami yang telah dengan sepenuh hati memberikan pertolongan kepada kita? Apakah susah mengucapkan kata "tolong", setiap kali kita menitipkan tugas atau amanah kepada beliau? dan apakah sulit mengucapkan "maaf", saat kita melakukan kesalahan yang mungkin tidak berkenan di hati suami?
Tidak ada salahnya  kita membesarkan nilai suami yang telah banyak mengikhlaskan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk kita, dengan mengucapkan "terimakasih", dan menyerahkan hitungan pahalanya kepada yang maha terakurat dalam perhitungan.
Tidak ada salahnya kita mendamaikan hati suami yang tetap bersabar di tengah kekhilafan yang kita lakukan, dan menebusnya dengan kata "maaf".
Tidak ada salahnya kita menghaturkan kata "tolong" dengan kerendahan hati untuk meminta suami melakukan sesuatu dan akhirnya beliau pun menjadi perantara kita atas keberuntungan.
Kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kata-kata kecil yang sederhana dengan efek luar biasa untuk dimengerti setiap pribadi yang mengerti. Dan bukankah sebenarnya secara tidak langsung, arti dari kata- kata tersebut adalah telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang istri kepada suaminya.
....masalah yang terjadi karena kurangnya penghargaan, hanya bisa diatasi dengan sebuah penghargaan....
Waktu akan selalu menyaring setiap pribadi yang dengan bisa dengan bijaksana memanfaatkannya. Jangan sampai bentakan kehidupan datang, karena kebandelan kita atas minimnya usaha untuk sebuah penghargaan kepada suami. Dan tentu saja, ibarat panen, tidak akan ada ungkapan lain untuk semua itu selain penyesalan. Penyesalan adalah kata yang sangat tepat untuk dikatakan di saat sesuatu yang sangat menghargai kita telah pergi, hanya karena kurangnya penghargaan dari diri kita sendiri.  
Dan, masalah yang terjadi karena kurangnya penghargaan, hanya bisa diatasi dengan sebuah penghargaan. Nilai penghargaan seorang suami atas istri adalah sebesar penghargaan kita terhadap setiap usaha yang telah dilakukannya. [syahidah]

Rincian Harga Kasih Sayang Seorang Ibu

Seorang anak yang kaya lagi sukses menjenguk ibunya yang terbaring di rumah sakit. Sudah sebulan lamanya sang ibu bergelut dengan penyakit yang nyaris merenggut nyawanya. Alhamdulillah, tepat keesokan harinya sang ibu telah diijinkan pulang oleh dokter.

Dengan segera, si anak mengantar ibunya kembali ke rumah. Ketika sampai di rumah, dan melihat ibunya terbaring, tiba tiba si anak mengeluarkan lembaran lembaran kertas untuk diberikan kepada ibunya. Isinya adalah tagihan uang selama perawatan di rumah sakit.

1. Obat: Rp. 12.500.000
2. Kamar rumah sakit: Rp. 8.000.000
3. Uang Lelah menjenguk: Rp. 4.000.000
4. Uang Jaga malam di rumah sakit: Rp. 3.000.000
5. Uang untuk Merawat ibu selama sebulan :Rp. 5.000.000
6. Kerugian karena harus meninggalkan meeting: Rp 4.500.000
4. Bensin untuk perjalanan: Rp. 1.000.000
5. Lain lain: Rp. 10.000.000

Tak lupa, dipojok kiri bawah tertulis "Bisa dilunasi kontan atau dicicil"

Sang ibu tersenyum kepada anak kesayangannya tersebut. Beliau lalu mengambil sebuah map dan menyerahkan kepada anaknya.

Si anak yang tidak mau waktunya terbuang, segera meluncur meninggalkan rumah ibunya. Beberapa jam setelah itu,ponselnya berdering dan seorang kerabatnya mengabarkan kalau penyakit ibunya kambuh. Si anak terdiam tidak perduli, jadwal kerjanya masihlah sangat banyak dikantor, dan itu yang harus diutamakan, pikirnya.

Sebentar kemudian, dia teringat untuk membuka dan mengetahui isi dari sebuah map yang telah diberikan ibunya hari itu. Ternyata berisi sebuah sertifikat rumah, tanah, dan lain lain milik ibunya.

Belum sempat dia menyelesaikan membaca, tiba tiba ponselnya berdering lagi. Kali ini kerabatnya memberitahukan bahwa sang ibu telah meninggal dunia.

Si anak masih terdiam, sampai dia melihat secarik kertas kecil yang jatuh diantara beberapa surat yang digenggamnya...
Sebuah surat terakhir dari ibunya yang berisi...

" Terimakasih atas semua yang telah kau berikan pada ibu, anakku sayang. Kau punya rincian, ibupun akan demikian. Namun ibu merasa kurang bisa mengisi berapa harga yang pas untuk rincian ini.
1. Biaya pembelian nutrisi untukmu selama kau di dalam kandungan: Rp....
2. Biaya bersalin ibu untukmu ditambah biaya kesakitan melahirkanmu : Rp....
3. Biaya merawatmu setiap malam: Rp...
4. Biaya Air susu ibu:Rp....
5. Biaya sekolah, makan, tempat tinggal untukmu: Rp. ..
6. Biaya mendidikmu hingga kau dewasa dan sukses :Rp...
7. Biaya Mengasihimu selama 30 tahun: Rp....
8. Biaya Mendoakanmu: Rp....
9. Lain- lain: Rp....
Ah ibu bercanda anakku...
Ibu serahkan semua ini sebagai warisan untukmu. Maap ibu tidak bisa memberimu lebih banyak. Maafkan ibu."
Tangis penyesalanpun akhirnya memenuhi ruangan itu...