Another Templates

Ahlan wa sahlan.... selamat datang di jendela motivasi dan inspirasi semoga bermanfaat

Sabtu, 30 Oktober 2010

RAHASIA BERSERAH DIRI DAN BERTAWAKAL KEPADA ALLAH

Berserah diri kepada Allah merupakan ciri khusus yang dimiliki orang-orang mukmin, yang
memiliki keimanan yang mendalam, yang mampu melihat kekuasaan Allah, dan yang dekat dengan-
Nya. Terdapat rahasia penting dan kenikmatan jika kita berserah diri kepada Allah. Berserah diri
kepada Allah maknanya adalah menyandarkan dirinya dan takdirnya dengan sungguh-sungguh
kepada Allah. Allah telah menciptakan semua makhluk, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun
benda-benda tak bernyawa — masing-masing dengan tujuannya sendiri-sendiri dan takdirnya
sendiri-sendiri. Matahari, bulan, lautan, danau, pohon, bunga, seekor semut kecil, sehelai daun yang
jatuh, debu yang ada di bangku, batu yang menyebabkan kita tersandung, baju yang kita beli sepuluh
tahun yang lalu, buah persik di lemari es, ibu anda, teman kepala sekolah anda, diri anda — pendek
kata segala sesuatunya, takdirnya telah ditetapkan oleh Allah jutaan tahun yang lalu. Takdir segala
sesuatu telah tersimpan dalam sebuah kitab yang dalam al-Qur’an disebut sebagai ‘Lauhul-
Mahfuzh’. Saat kematian, saat jatuhnya sebuah daun, saat buah persik dalam peti es membusuk, dan
batu yang menyebabkan kita tersandung — pendek kata semua peristiwa, yang remeh maupun yang
penting — semuanya tersimpan dalam kitab ini.
Orang-orang yang beriman meyakini takdir ini dan mereka mengetahui bahwa takdir yang
diciptakan oleh Allah adalah yang terbaik bagi mereka. Itulah sebabnya setiap detik dalam
kehidupan mereka, mereka selalu berserah diri kepada Allah. Dengan kata lain, mereka mengetahui
bahwa Allah menciptakan semua peristiwa ini sesuai dengan tujuan ilahiyah, dan terdapat kebaikan
dalam apa saja yang diciptakan oleh Allah. Misalnya, terserang penyakit yang berbahaya,
menghadapi musuh yang kejam, menghadapi tuduhan palsu padahal ia tidak bersalah, atau menghadapi
peristiwa yang sangat mengerikan, semua ini tidak mengubah keimanan orang yang beriman,
juga tidak menimbulkan rasa takut dalam hati mereka. Mereka menyambut dengan rela apa saja
yang telah diciptakan Allah untuk mereka. Orang-orang beriman menghadapi dengan kegembiraan
keadaan apa saja, keadaan yang pada umumnya bagi orang-orang kafir menyebabkan perasaan ngeri
dan putus asa. Hal itu karena rencana yang paling mengerikan sekalipun, sesungguhnya telah
direncanakan oleh Allah untuk menguji mereka. Orang-orang yang menghadapi semuanya ini
dengan sabar dan bertawakal kepada Allah atas takdir yang telah Dia ciptakan, mereka akan dicintai
dan diridhai Allah. Mereka akan memperoleh surga yang kekal abadi. Itulah sebabnya orang-orang
yang beriman memperoleh kenikmatan, ketenangan, dan kegembiraan dalam kehidupan mereka
karena bertawakal kepada Tuhan mereka. Inilah nikmat dan rahasia yang dijelaskan oleh Allah
kepada orang-orang yang beriman. Allah menjelaskan dalam al-Qur’an bahwa Dia mencintai orangorang
yang bertawakal kepada-Nya. (Q.s. Ali ‘Imran: 159) Rasulullah saw. juga menyatakan hal
ini, beliau bersabda:
“Tidaklah beriman seorang hamba Allah hingga ia percaya kepada takdir yang baik
dan buruk, dan mengetahui bahwa ia tidak dapat menolak apa saja yang menimpanya (baik
dan buruk), dan ia tidak dapat terkena apa saja yang dijauhkan darinya (baik dan buruk).”1
Masalah lainnya yang disebutkan dalam al-Qur’an tentang bertawakal kepada Allah adalah
tentang “melakukan tindakan”. Al-Qur’an memberitahukan kita tentang berbagai tindakan yang
dapat dilakukan orang-orang yang beriman dalam berbagai keadaan. Dalam ayat-ayat lainnya, Allah
juga menjelaskan rahasia bahwa tindakan-tindakan tersebut yang diterima sebagai ibadah kepada
Allah, tidak dapat mengubah takdir. Nabi Ya‘qub a.s. menasihati putranya agar melakukan beberapa
tindakan ketika memasuki kota, tetapi setelah itu beliau diingatkan agar bertawakal kepada Allah.
Inilah ayat yang membicarakan masalah tersebut:
“Dan Ya‘qub berkata, ‘Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk dari satu pintu
gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan, namun demikian aku tidak
dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan menetapkan
(sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nyalah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya
saja orang-orang yang bertawakal berserah diri’.” (Q.s. Yusuf: 67).
Sebagaimana dapat dilihat pada ucapan Nabi Ya‘qub, orang-orang yang beriman tentu saja
juga mengambil tindakan berjaga-jaga, tetapi mereka mengetahui bahwa mereka tidak dapat
mengubah takdir Allah yang dikehendaki untuk mereka. Misalnya, seseorang harus mengikuti aturan
lalu lintas dan tidak mengemudi dengan sembarangan. Ini merupakan tindakan yang penting dan
merupakan sebuah bentuk ibadah demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Namun, jika Allah
menghendaki bahwa orang itu meninggal karena kecelakaan mobil, maka tidak ada tindakan yang
dapat dilakukan untuk mencegah kematiannya. Terkadang tindakan pencegahan atau suatu perbuatan
tampaknya dapat menghindari orang itu dari kematian. Atau mungkin seseorang dapat melakukan
keputusan penting yang dapat mengubah jalan hidupnya, atau seseorang dapat sembuh dari
penyakitnya yang mematikan dengan menunjukkan kekuatannya dan daya tahannya. Namun, semua
peristiwa ini terjadi karena Allah telah menetapkan yang demikian itu. Sebagian orang salah
menafsirkan peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai “mengatasi takdir seseorang” atau “mengubah
takdir seseorang”. Tetapi, tak seorang pun, bahkan orang yang sangat kuat sekalipun di dunia ini
yang dapat mengubah apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Tak seorang manusia pun yang memiliki
kekuatan seperti itu. Sebaliknya, setiap makhluk sangat lemah dibandingkan dengan ketetapan
Allah. Adanya fakta bahwa sebagian orang tidak menerima kenyataan ini tetap tidak mengubah
kebenaran. Sesungguhnya, orang yang menolak takdir juga telah ditetapkan demikian. Karena itulah
orang-orang yang menghindari kematian atau penyakit, atau mengubah jalannya kehidupan, mereka
mengalami peristiwa seperti ini karena Allah telah menetapkannya. Allah menceritakan hal ini
dalam al-Qur’an sebagai berikut:
“Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Supaya kamu jangan berduka
cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap
apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong
lagi membanggakan diri. (Q.s. al-Hadid: 22-3).
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, peristiwa apa pun yang terjadi telah ditetapkan
sebelumnya dan tertulis dalam Lauh Mahfuzh. Untuk itulah Allah menyatakan kepada manusia
supaya tidak berduka cita terhadap apa yang luput darinya. Misalnya, seseorang yang kehilangan
semua harta bendanya dalam sebuah kebakaran atau mengalami kerugian dalam perdagangannya,
semua ini memang sudah ditetapkan. Dengan demikian mustahil baginya untuk menghindari atau
mencegah kejadian tersebut. Jadi tidak ada gunanya jika merasa berduka cita atas kehilangan
tersebut. Allah menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai kejadian yang telah ditetapkan untuk
mereka. Orang-orang yang bertawakal kepada Allah ketika mereka menghadapi peristiwa seperti itu,
Allah akan ridha dan cinta kepadanya. Sebaliknya, orang-orang yang tidak bertawakal kepada Allah
akan selalu mengalami kesulitan, keresahan, ketidakbahagiaan dalam kehidupan mereka di dunia ini,
dan akan memperoleh azab yang kekal abadi di akhirat kelak. Dengan demikian sangat jelas bahwa
bertawakal kepada Allah akan membuahkan keberuntungan dan ketenangan di dunia dan di akhirat.
Dengan menyingkap rahasia-rahasia ini kepada orang-orang yang beriman, Allah membebaskan
mereka dari berbagai kesulitan dan menjadikan ujian dalam kehidupan di dunia ini mudah bagi
mereka.

KEPADA IBU MUSLIMAH



Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan
salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para
keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada
orang-orang yang mengikuti jalan dan petunjuk
beliau sampai hari pembalasan.
Selanjutnya, saya tulis beberapa baris
berikut ini untuk setiap ibu yang telah rela
menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagai
agamanya dan Muhammad s.a.w. sebagai Nabinya,
Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saatsaat
ini sedang merenungi firman Allah:
“Dan Robbmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebikbaiknya,
jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’,
janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah:
“wahai Robbku, kasihilah mereka berdua,
sebagaimana mereka mendidik aku waktu kecil.” (Al-
Isra’: 23-24).
“Dan Kami perintakan kepada manusua (agar
berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya
||_ 6 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kedua ibu
bapakmu.” (Luqman:14).
Saya menulis baris-baris ini kepada orang
yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik
dariku.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
berkata: seseorang datang kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam. dan bertanya : “wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak
mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau
menjawab : Ibumu. “tanyanya lagi : “kemudian
siapa? Beliau menjawab : ‘Ibumu. ‘tanyanya lagi :
‘kemudian siapa? “Beliau menjawab : ‘Ibumu”
kemudian tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau
mejawab : Bapakmu.” (muttafaq alaih).
Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus
mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam
hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang
saya dapatkan, kecuali firman Allah swt:
“Katakanlah: ‘wahai Robbku, kasihilah
mereka berdua, sebagimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.” (Al-Isra’:24).
“Wahai ibuku, jadilah – semoga Alah
memberi petunjuk – seorang yang mu’minah, yang
beriman kepada Allah dan para RasulNya. Jadilah
||_ 7 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
seorang yang rela menjadikan Allah sebagai
Robbya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa Salam sebagai Nabi dan
Rasulnya.
Dari Al-Abbas bin Abdul Muttalib r.a. bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. pernah bersabda:
“Telah merasakan nikmatnya iman, orang
yang rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam
sebagi agamanya, dan Muhammad sebagai
Rasulnya.” (riwayat Muslim).
Wahai ibuku, hendaklah ibu mempersiapkan
diri dengan bekal taqwa kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Allah swt. berfirman:
“Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah taqwa.” (al-Baqarah:197).
Perhatikanlah Allah setiap saat, baik ibu
dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun
yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.”
(Ali Imran:5).
Wahai ibuku, sinarilah seluruh kehidupan
ibu dengan sinar Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam karena di dalam
keduanya terdapat kebahagiaan di dunia dan
||_ 8 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
akhirat. Dan hindarilah wahai ibuku, dari
perbuatan yang mengikuti hawa nafsu, karena
Allah swt. Berfirman :
“Maka apakah orang yang berpegang pada
keterangan yang datang dari Robbnya sama dengan
orang yang (telah dijadikan oleh syetan) memandang
perbuatannya yang buruk itu sebagai perbuatan
baik dan mengikuti hawa nafsunya.”
(Muhammad:14).
Hendaklah akhlak ibu adalah Alqur’an.
Dari Aisyah r.a. berkata:
“Akhlak Nabi adalah alqur’an”.
Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik
untuk anak-anak ibu, dan berhati-hatilah jangan
sampai mereka melihat ibu melakukan perbuatan
yang menyimpang dari perintah Allah Subhanahu
wa Ta’ala. dan RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa
Salam karena anak-anak biasanya banyak
terpengaruh oleh ibunya.
Wahai ibuku, jadilah ibu sebagai isteri
shalehah yang paling nikmat bagi sang suami, agar
anak-anak ibu dapat terdidik dengan pertolongan
Allah dalam suatu rumah yang penuh kebahagiaan
suami isteri.
Wahai ibuku, saya wasiatkan – semoga Allah
menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan||
_ 9 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
agar ibu memperhatikan kuncup-kuncup mekar
dari anak-anak ibu dengan pendidikan Islam,
karena mereka merupakan amanat dan tanggung
jawab yang besar bagi ibu, maka peliharalah
mereka dan berilah hak pembinaan mereka.
Allah swt. berfirman:
“Dan orang-orang yang memelihara amanah
dan janjinya.” (Al-Mu’minun:8).
Rasulullah saw bersabda:
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap
kamu bertanggungjawab terhadap yang
dipimpinnya.” (muttafaq alaih).
Wahai ibuku, hendaklah rumah ibu
merupakan contoh yang ideal dan benar bagi
rumah keluarga muslim, tidak terlihat di dalamya
suatu yang diharamkan dan tidak pula terdengar
suatu kemungkaran, sehingga anak-anak- dapat
tumbuh dengan penuh keimanan, mempunyai
akhlak yang baik, dan jauh dari setiap tingkah laku
yang tidak baik.
Wahai ibuku, jadilah ibu –semoga Allah
memberi taufiq kepada ibu untuk setiap kebaikansebagai
isteri yang dapat bekerja sama dengan
suami ibu dalam memahami problematika dan
kesulitan yang dihadapi anak-anak, dan bersamasama
mencarikan upaya penyelesaiannya dengan
cara yang benar. Hendaknya ibu bersama bapak
mempunyai peranan yang besar dalam memilihkan
teman-teman yang baik untuk mereka, dan
||_ 10 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
menjauhkan mereka dari teman-teman yang tidak
baik. Perhatikan penjagaan mereka, agar
terjauhkan dari sarana yang merusak akhlak
mereka, kerena kita sekarang berada pada zaman
yang penuh dengan penganjur kerusakan, baik dari
golongan manusia maupun dari golongan jin.
Perhatikan sungguh-sungguh perkawinan puteraputeri
ibu bapak pada masa lebih awal dan
bantulah mereka, karena perkawinan itu akan lebih
menjaga mata dan keselamatan seksual mereka,
dimana Rasulullah saw. telah menunjukkan hal
ltu:
“Wahai seluruh kaum remaja, barangsiapa
diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka
kawinlah, karena hal itu lebih membantu menahan
pandangan mata dan menjaga kelamin. Dan
barangsiapa belum mampu, hendaknya berpuasa,
karena itu merupakan obat baginya.” (muttafaq
alaih).
Wahai ibuku, peliharalah shalat lima waktu
pada waktunya masing-masing terutama shalat
fajar, Allah swt. berfirman:
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.” (An-Nisa’:103).
Usahakan untuk selalu khusyu’ dalam
shalat. Allah swt. berfirman:
||_ 11 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
“Sesunguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’
dalam shalatnya.” (Al-Mu’minun: 1-2).
Dan dengan itu, ibu menjadi suri tauladan
yang baik bagi putera-puteri ibu.
Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik
bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai
pakaian hijab syar’i yang sempurna, terutama tutup
wajah. Hal itu sebagai ketaatan kita pada perintah
Sang Pencipta langit dan bumi dalam firmanNya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada para isterimu,
puteri-puterimu, para isteri orang-orang mu’min, agar
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah dikenal, karena itu mereka tidak digangu.
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Al-Ahzab:59).
Wahai ibuku, handaknya rasa malu
merupakan akhlak yang ibu miliki, karena demi
Allah malu itu termasuk bagian dari iman.
Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam. pernah melewati
seorang dari kaum Anshar yang sedang menasehati
saudaranya tentang rasa malu, kemudian
Rasulullah saw. bersabda: “Biarkan dia, karena
sesungguhnya malu itu termsuk bagian dari iman.”
(Muttafaq alaih).
Wahai ibuku, hendaknya do’a kepada Allah
merupakan senjata bagi ibu dalam mengarungi
||_ 12 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan
datangnya kebaikan, karena Robb telah
menjanjikan kita dengan firmannya:
“Dan tuhamu berfirman: ‘berdo’alah
kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu.”
(Al-Mu’min: 60).
Dari An-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu
‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam
bersabda:
“Do’a adalah ibadah.” (riwayat Abu Daud,
dan Tirmizi, dan katanya: hadist hasan shahih).
Kepada Allah aku memohon agar menjaga
ibu dengan penjagaanNya, memelihara ibu dengan
pemeliharaanNya, membahagiakan ibu di dunia
dan akhirat, dan mengumpulkan kita, ibu-ibu kita,
bapak-bapak kita, dan seluruh kaum muslimin dan
muslimat di dalam surgaNya yang ni’mat.
Sesungguhnya Robbku Maha Dekat, Maha
Mengabulkan dan Mendengarkan do’a.
||_ 13 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
KEPADA UKHTI YANG MUSLIMAH
Segala puji bagi Allah, semoga shalawat dan
salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para
keluarga dan para sahabat beliau, serta kepada
orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuk
beliau sampai hari pembalasan.
Selanjutnya : saya menulis nasehat ini
kepada setiap saudariku ukhti muslimah, yang
telah rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam
sebagai agamanya, dan Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa Salam sebagai Rasul Allah.
Wahai saudariku.
Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam , beliau bersabda:
“Tidak beriman seseorang diantara kamu
sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq alaih).
Maka baris-baris sederhana ini sengaja
ditulis untuk anda dari sesama saudara muslim
yang bersaksi atas nama Allah bahwa ia sangat
mencintai saudarinya sebagaimana cintanya
kepada keluarga dan saudari-saudari muslimah
lainnya.
Wahai saudariku, ukhti muslimah.
Handaknya kita tahu dengan penuh keyakinan,
||_ 14 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
bahwa kita tidak diciptakan main-main tanpa ada
arti dan tidak pula dibiarkan begitu saja tanpa
tujuan dan pertanggung- jawaban.
Allah Subhanahu wa Ta’ala. berfirman:
“Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi
Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada ilah (yang
berhak disembah) kecuali Dia, Robb (yang
memupunyai) Arsy yang mulia.” (Al-mu’minun: 115-
116).
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan
dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”
(Al-Qiyamah:36).
Akan tetapi kita telah diciptakan oleh Allah
pencipta alam yang indah ini, untuk suatu tujuan
yang agung, sebagimana firmanNya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.”
(Az-Zariyat: 56).
Allah juga telah menerangkan kepada kita
tentang ibadah tersebut dengan pengertiannya yang
meliputi seluruh aspek kehidupan melalui para
Rasul ‘Alaihimussalam sebagaimana firmanNya:
“Sesunggunhya Kami telah mengutus para
Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang
nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al||
_ 15 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat
malaksanakan keadilan.” (Al-Hadid: 25).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
Rasul pada setiap ummat ( untuk menyerukan )
‘sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut.” (an-
Nahl: 36).
Dan Allah swt. telah memberikan kepada kita
ni’mat dengan mengutus Muhammad bin Abdullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam sebagai Nabi terahir
dan Rasul yang diutus untuk seluruh ummat
manusia.
Allah swt. berfirman:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak
dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia
adalah utusan Allah (Rasulullah) dan panutup para
Nabi.” (Al-Ahzab : 40).
“Katakanlah : ‘Hai manusia, sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu
Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi;
tidak ada Robb (yang berhak disembah) selain Dia,
yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan.
Maka berimanlah kepada Allah dan Rasulnya, Nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimatkalimatnya
(kitab-kitabnya) dan ikutilah dia, supaya
kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’raf:158).
Maka segala puji bagi Allah atas nikmat
Islam.
Wahai saudariku, ketahuilah –semoga Allah
memberi taufiq kepada anda untuk setiap
kebaikan- bahwa Islam telah mengatur kehidupan
||_ 16 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
seorang muslim dan muslimah sesuai dengan
sistem yang datang dari pencipta alam ini, yang
Maha Tinggi dan Maha suci, yang Maha Mengetahui
dan Maha Bijaksana. Untuk itu, saya wasiatkan
agar anda berpegang teguh pada ajaran-ajaran
agama Islam ini, baik yang kecil maupun yang
besar, di setiap waktu dan tempat, dan hendaknya
Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjadi sinar
penerang yang menerangi jalan anda. Semoga Allah
menjaga dan memelihara anda.
Wahai saudariku, ketahuilah – semoga Allah
menjaga anda- bahwa kebahagiaan di dunia dan di
akhirat tergantung pada pelaksanaan syari’at Allah
swt. dalam kehidupan kita.
Allah swt. berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh
baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia
beriman, maka sesungguhnya kami akan berikam
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
kami akan memberikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (An-Nahl:97)
Dan berhati-hatilah dari pengaruh kebatilan
setan dari (golongan_ manusia dan (golongan) jin,
yang sudah dimake up sedemikian rupa oleh
mereka, karena mereka sangat berbahaya. Pencipta
anda dan pencipta alam semesta ini telah
memgingatkan dalam Al-Qur’an:
||_ 17 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap
Nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari (jenis)
manusia dan (jenis) jin, sebagian mereka
membisikkan lepada sebagian yang lain perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-
An’am: 112).
“Dan demikian juga, telah Kami jadikan untuk
setiap Nabi musuh dari orang-orang yang berdosa.
Dan cukuplah Robbmu menjadi Pemberi petunjuk
dan Penolong.” (Al-Furqan: 31).
Wahai saudariku, berbekallah dengan ilmu
agama dari kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Usahakan
agar dapat menghafal Kitabullah atau semampu
yang dapat anda hafalkan. Belajarlah rukun-rukun
iman, rukun-rukun Islam, dan ihsan.
Praktekakanlah semua itu dalam kehidupan nyata
anda, jadilah anda –semoga Allah memberi taufiq
kepada anda untuk setiap apa yang dicintai dan
diridhaiNya- suri tauladan yang baik bagi keluarga
dan saudari-saudari anda yang lain, yang
muslimah.
Wahai saudariku, pelajari dan laksanakanlah
hadits berikut ini; Dari Umar bin Khattab
Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ketika kami sedang
duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam pada suatu hari tiba-tiba datang
seorang laki-laki berpakaian putih sekali dan
rambut hitam pekat, tidak tampak padanya bekas
perjalanan jauh dan tak seorangpun diantara kita
||_ 18 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
yang mengenalnya, sampai duduk dekat beliau
kemudian menyandarkan kedua lututnya pada
lutut beliau dan berkata: “Hai Muhammad, beritahu
aku tentang Islam, Rasulullah menjawab : Islam
adalah hendaklah engkau bersaksi bahwa tiada
Robb (yang berhak disembah) selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa ramadhan, dan
hendaklah engkau menunaikan haji ke baitullah jika
engkau mampu melaksanakan perjalanan ke sana.
Ia berkata : ‘engkau benar.’ Kami semua heran
kepadanya, karena dia bertanya pada beliau dan
membenarkannya. Kemudian ia bertanya: ‘Beritahu
aku tentang iman’. Beliau menjawab: “Hendaklah
engkau beriman kepada Allah, Malikat-malaikatnya,
Kitab-kitabnya, Rasul-rasulnya, Hari kemudian, dan
hendaklah engkau beriman kepada Qadar yang baik
dan yang buruk.’ Ia berkata : ‘engkau benar.’
Kemudian ia bertanya lagi: ‘beritahu aku tentang
ihsan.’ Beliau menjawab : ‘hendaklah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatNya, jika engkau tidak melihatNya
sesungguhnya Dia melihat engkau.’ Tanyanya lagi :
‘beritahu aku tentang hari kiamat.’ Beliau menjawab
: ‘yang ditanya tidak lebih tahu tentangnya daripada
yang menanya.’ Tanyanya lagi : ‘beritahu aku
tentang tanda-tandanya (kiamat).’ Beliau menjawab
: ‘Apabila seorang budak perempuan malahirkan
tuannya, dan apabila engkau melihat orang-orang
yang tanpa sandal dan tanpa pakaian, pengembala
kambing berlomba membangun gedung-gedung
||_ 19 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
mewah.’ Kemudian orang tersebut pergi dan saya
diam lama sekali, lalu beliau bertanya : ‘Wahai
Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?
Aku menjawab: ‘Allah dan Rasulnya lebih tahu.’
Beliau mejawab: ‘Dia adalah Jibril telah datang
kepadamu untuk mengajarkan agamamu
kepadamu.” (riwayat Muslim).
Wahai saudariku, hayatilah ayat-ayat berikut
ini. Allah swt. berfirman:
“Maka Robb Mereka memperkenankan
permohonan mereka (dengan berfirman):
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal diantara kamu, baik lakilaki
maupun perempuan, (karena) sebagian kamu
adalah turunan dari sebagian yang lain,” (Ali Imran:
195).
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada
Robbnya dibawa ke dalam surga berombongrombongan
(pula). Sehingga apabila mereka sampai
ke surga itu sedang pintu- pintunya telah terbuka
dan berkatalah penjaga-penjaganya : “
Kesejahteraan (dilimpahkan) kepada kalian,
berbahagialah kalian. Maka masukilah surga ini,
sedang kamu kekal di dalamnya.” Dan mereka
mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah
memenuhi janji-janjiNya kepada kami dan telah
(memberi) kepada kami tempat ini sedang kami
(diperkenankan) menempati tempat dalam surga
dimana saja yang kami kehendaki.” Maka surga
||_ 20 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
itulah sebaik-baik balasan bagi arang-orang yang
beramal. (Az-zumar: 73-74).
“Berlomba-lombalah kamu untuk
mendapatkan ampunan dari Robbmu dan surga
yang luasnya seluas langit dan bumi, yang
disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah dan RasulNya, itulah karunia Allah
diberikannya kepada siapapun yang
dikehendakinya. Dan Allah mempunyai karunia
yang besar.” (Al-hadid: 21).
Wahai saudariku, dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “suatu hari aku
diboncengkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam,
kemudian beliau bersabda: ‘Hai anak kecil, aku
akan mengajarkan pada kamu beberapa kata;
jagalah Allah, tentu Dia akan menjagamu. Jagalah
Allah niscaya engkau mendapatkanNya di depamnu.
Jika engkau minta sesuatu, mintalah kepada Allah.
Jika engkau minta pertolongan, mintalah pertolongan
kepada Allah. Ketahuilh, jika ummat berkumpul agar
dapat memberi sesuatu manfaat kepadamu tak akan
dapat memberimu suatu manfaat kecuali yang telah
dituliskan Allah untukmu, dan jika mereka
berkumpul untuk mendatangkan suatu madharat
kepadamu, mereka tidak akan mampu
mendatangkan suatu madharat kapadamu kecuali
yang telah dituliskan atasmu. Pena-pena telah
diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”
(riwayat Tirmizi, dan katanya: hadits hasan shahih).
||_ 21 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
Wahai saudariku, jagalah – semoga Allah
memberi taufiq pada anda- shalat anda.
Allah berfirman:
“Dan sesunggunhya shalat itu mencegah
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.” (al-
‘Ankabut: 45).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu
berkata : aku mendengar Rasululah Shallallahu
‘alaihi wa Salam bersabda : “Tahukah engkau jika
di depan rumah seseorang di antara kamu ada
sungai dan ia mandi di sungai tersebut setiap hari
lima kali, adakah kotoran yang tersisa padanya?
Para sahabat menjawab : tentu tidak akan tersisa
suatu kotoranpun padanya. Kemudian beliau
bersabda : “Maka seperti itulah shalat lima waktu,
Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya.”
(Muttafaq alaih).
Keluarkanlah zakat, berpuasalah pada bulan
Ramadhan, dan tunaikanlah haji ke Baitul Haram
jika dapat melakukan perjalanan ke sana. Semoga
Allah memimpin anda. Sesungguhnya Allah adalah
pemimpin orang-orang yang beriman.
Wahai saudariku. Hiasilah diri anda dengan
akhlak yang mulia, seperti : jujur, amanah, rasa
malu, rendah hati dan sabar. Hendaklah akhlak
anda adalah Al-Qur’an. Hendaknya anda
melakukan silaturrahim dan berbakti kepada kedua
orang tua, karena keduanya mempunyai hak yang
besar terhadap anda.
||_ 22 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
Allah swt. berfirman :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukannya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak.” (An-nisa’
: 36).
Hindarilah tingkah laku yang tidak baik,
seperti : sombong, aniaya, bohong atau berdusta,
ghibah, namimah, hasud, menipu, dan lain
sebagainya.
Wahai saudariku, Tetaplah berpegang
dengan pakaian hijab yang telah disyariatkan
dengan sempurna, dan berbanggalah dengan
pakaian tersebut, dan janganlah anda tertipu oleh
kesalahpahaman dan hawa nafsu yang ditiupkan
oleh musuh-musuh Islam, karena anda adalah
seorang muslimah yang berserah diri kepada Allah
Robb sekalian alam, Pencipta alam semesta ini.
Dia telah memerintahkan anda dengan
firmannya :
“Hai Nabi, katakanlah kepada para
isterimu, puteri-puterimu, para isteri orang-orang
mu’min : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka
tidak digangu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:59).
Wahai sudariku, Hati-hati dan hindarilah
pergaulan dengan kaum lelaki di mana saja, karena
||_ 23 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
dalam kehati-hatian tersebut terdapat penjagaan
dan penghormatan terhadap diri anda. Dengarlah
firman Sang Pencipta yang menciptakan anda :
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang jahiliah yang dulu.” (al-Ahzab : 33).
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa
ia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam
bersabda : “Tidak boleh seorang laki-laki bersama
seorang perempuan kecuali si perempuan tersebut
bersama mahramya. Dan seorang perempuan tidak
boleh bepergian kecuali bersama dengan
mahramnya. Kemudian seseorang bertanya kepada
beliau : “Wahai Rasulullah, isteriku akan pergi haji
sedang aku telah mendaftarkan diri untuk perang ini
dan itu?” Beliau menjawab : “Pergilah dan
berjihadlah bersama isterimu.” (Muttafaqun alaih).
Wahai saudariku, Hati-hatilah –semoga Allah
menjaga anda dari semua kejelekan- dari segala
sarana kerusakan dan kejahatan, seperti : meniruniru
orang kafir dan menyerupai mereka, membaca
majalah-majalah murahan yang penuh dengan bisa
dan racun. Jagalah pendengaran dan penglihatan
anda dari segala sesuatu yang dilarang. Allah swt.
berfirman :
“sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya.” (al-Isra’: 36).
||_ 24 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
Hendaknya penampilan dan pakaian anda
yang Islami, jauh sama sekali dari apa yang
dipromosikan oleh musuh-musuh Islam melalui
majallah-majalah mode yang murahan. Kerena
anda, demi Allah, lebih mulia dan lebih agung dari
bekas-bekas jahiliyah yang dipromosikan oleh
penganjur-penganjur kerusakan di setiap tempat
dan waktu.
Wahai saudariku, Usahakan anda bergaul
dengan saudari-saudari yang shalehah. Hati-hatilah
anda dari pergaulan dengan wanita yang
menyimpang dari jalan Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
bersabda :
“Perumpamaan kawan yang baik dan kawan
yang jelek adalah seperti pembawa minyak wangi
misk dan peniup ububan (pande besi). Pembawa
minyak wangi mungkin akan memberikan anda
sebagian minyak tersebut atau anda membeli
sebagiannya, atau mungkin anda akan
mendapatkan bau harum darinya. Sedang peniup
ububan (pande besi) mungkin akan membakar
pakaian anda, atau mungkin anda akan
mendapatkan bau tidak sedap darinya.” (muttafaq
alaih).
Wahai saudariku, Jadilah anda da’iyah ke
jalan Allah di antara keluarga dan saudari-saudari
anda yang muslimah lainnya, dengan penuh
bijaksana dan nasehat yang baik.
||_ 25 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
Allah swt. berfirman :
“Serulah (manusia) ke jalan Robbmu dengan
hikmah dan nasehat yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125).
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar.” (AtTaubah: 71).
Wahai saudariku, Hendaknya para isteri
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan para
sahabat Radhiyallahu ‘anhum menjadi teladan bagi
anda dalam mendidik anak-anak dengan
pendidikan Islam agar mereka menjadi–dengan
pertolongan Allah- model hidup untuk setiap orang
muslim yang menganjurkan ke jalan Allah dengan
ilmu pengetahuan.
Wahai saudariku, Saya mewasiatkan agar
anda mempunyai rasa malu, karena rasa malu
termasuk bagian dari iman.
Dari Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘anhu
berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
bersabda :
“Malu tidak membawa kecuali kebaikan.”
(muttafaq alaih).
“Malu itu baik semuanya” atau “Malu itu
semuanya baik.” (riwayat muslim).
Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu
berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
||_ 26 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari
lebih pemalu dari para gadis dalam pingitannya, jika
melihat sesuatu yang dibencinya kita dapat melihat
dari wajah beliau.” (muttafaq alaih).
Wahai saudariku, Bergembiralah dengan
kebaikan yang akan datang kepada anda dengan
izin Allah.
Hayati firman Allah berikut :
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, lakilaki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,
laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan
yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menjadikan untuk mereka ampunan dan
pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35).
Semoga Allah swt menjaga anda dengan
penjagaannya, menumbuhkan anda menjadi
tumbuhan yang baik, dan memjadikan anda sebagi
puteri yang shalehah, saudari yang shalehah, ibu
yang shalehah, dan memberi anda kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Sesungguhnya Robbku Maha
dekat, Maha mengabulkan dan mendengarkan do’a.
||_ 27 dari 43 _ ||
Copyleft 2007 – 1428 @ Maktabah Ummu Salma al-Atsari