Another Templates

Ahlan wa sahlan.... selamat datang di jendela motivasi dan inspirasi semoga bermanfaat

Kamis, 31 Maret 2011

Penuh Cinta dan Kasih

Allah Ta’ala berfirman,
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (36) عُرُبًا أَتْرَابًا (37)
Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 36-37)
Ibnul A’rabi berkata, “Al-’Urubu min An-Nisaa’i” ( العرب من النساء) maksudnya wanita yang patuh kepada suaminya dan memperlihatkan cintanya kepadanya.
Tentang penafsiran ‘urub (عرب ) para ahli tafsir menyebutkan bahwa wanita-wanita tersebut sangat mencintai suaminya, sayang dan manja kepada suami, membuat suami cinta kepadanya, membuat nafsu syahwat suaminya bergelora kepadanya dan membuat suami berdandan karenanya.
Bukhari dalam Shahihnya berkata, ” ‘Uruban (عربا ) adalah wanita yang amat cinta pada suaminya.”
Seorang wanita shalihah cerminan dari pribadi yang penuh kasih dan cinta pada suaminya. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk mencintai pria lain…sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Istri-istri kalian akan menjadi penghuni surga yang sangat mencintai, yang jika dia disakiti dan menyakiti maka dia segera datang kepada suaminya, dia letakkan tangannya di atas telapak tangan suaminya, seraya berucap, “Saya tidak dapat tidur sampai engkau meridhaiku.” (HR. Thabrani)
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menganjurkan kepada laki-laki yang akan menikah untuk mencari wanita yang penyayang dan berbelas kasih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Nikahilah wanita yang penyayang dan berpotensi beranak banyak, karena aku akan membanggakan jumlah kalian kepada umat-umat yang lain di hari kiamat” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Di antara bentuk cinta dan kasih kepada suami adalah bertutur kata dengan manis, lembut dan mesra, karena manisnya tutur kata wanita dapat memikat dan mempesonakan hati lelaki. Apa engkau tidak ingin kata-katamu laksana tetesan air yang begitu menyejukkan di tengah gurun pasir nan tandus lagi gersang bagi suamimu? Saudariku…sesungguhnya lelaki membutuhkan ketenangan dan ketentraman di dalam jiwanya. Dia membutuhkan terpal yang dapat membuatnya teduh…ke manakah lagi kiranya dia akan mencari keteduhan hati jika tidak pada dirimu?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Renungkan…perkataan yang baik adalah sedekah, siapakah yang lebih pantas untuk mendapatkan kebaikan kata-katamu yang memikat jika bukan suami yang mendampingi hidupmu?!
Mari kita lihat di antara sifat bidadari yang paling baik adalah gaya bahasa yang memikat saat ia mendekati suaminya, ia menyayangi sebagaimana ibu yang menyayangi anaknya, ia menggoda suaminya dengan parasnya yang cantik jelita.
Bersuara Merdu
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
” Sesungguhnya istri-istri penghuni surga bernyanyi untuk suami-suami mereka dengan suara yang paling bagus yang tidak pernah didengar oleh seorangpun. Di antara lagu yang mereka nyanyikan ialah ‘Kami adalah bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik, istri-istri kaum yang mulia.’ Mereka memandang dengan kegembiraan. Di antara nyanyian mereka lagi ialah ‘Kami kekal tidak akan pernah mati, kami setia tidak akan pernah berkhianat, dan kami bermukim tidak kan pernah bepergian.” (Shahih Al Jami’ Ash-Shaghir)
Sebagaimana manusia tertarik dengan suara yang indah, Allah dengan kekuasaanNya menjadikan suara yang indah dan menggembirakan sebagai salah satu kesenangan surga yang tidak akan sirna dan tak ada habis-habisnya.
Ketika kita melihat pada realita yang ada, tiap manusia dianugrahi warna suara yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang terlahir dengan suaranya yang syahdu, ada pula yang kurang syahdu. Akan tetapi, pelajaran yang bisa kita petik dari sini yakni, hendaknya kita berusaha memperelok nada bicara kita di depan suami kita. Meskipun suara kita hanya bermodal pas-pasan saja.
Saudariku…Mulailah dari sekarang, karena belum terlambat untuk menjadi laksana bidadari dalam hidup suami. Dengan melihat karakteristik sang bidadari, seharusnya hal tersebut menjadi cermin akhlak bagi setiap wanita dunia. Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, duhai wanita…
Maka dari itu, berusahalah agar engkau bisa meneladani kecantikan akhlaknya, berlombalah, dan bersegeralah dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Wahai orang yang memanggil dan mencari bidadari, agar dapat bercumbu dengannya di taman-taman surgawi
Andaikan kau tahu siapa yang kau seru, tentu kau tak kan diam saja membisu
Andaikan kau tahu di mana dia berada, kau kan berusaha sekuat tenaga
Segeralah dan tapaki jalan menuju ke sana, karena jalan yang kau tempuh tak lama lagi kan tiba
Bercintalah dan berbicaralah dalam kalbu, persiapkan maskawin selagi kau mampu untuk itu
Jadikan puasamu sebagai bekal untuk pertemuan, malam pertama adalah malam yang fitri setelah Ramadhan
Harapkan keindahan dan kecantikannya yang memikat, hampirilah sang kekasih dan jangan kau terlambat!”
Wahai lelaki dunia…
Cintailah istri shalihah yang tiada sempurna
Dengan cinta yang nyaris sempurna*
Menikahinya akan menghantarkanmu bersanding dengan bidadari di surgaNya yang sempurna
*) karena kesempurnaan cinta yang hakiki hanya pantas ditujukan bagi Rabbul A’la, maka dari itulah penulis menggunakan kata “nyaris”.

* February 8, 2011 * 3 komentar * Kategori: Kisah Kesaksian Para Sahabat Tentang Hafalan dan Ketelitian Abu Hurairah

Sejumlah tokoh sahabat telah memberikan kesaksian tentang banyaknya ilmu Abu Hurairah dan ketepatannya dalam meriwayatkan hadits.
Seorang laki-laki datang menemui Thalhah bin Ubaidillah lalu berkata, “Wahai Abu Muhammad, bagaimana menurutmu tentang orang Yaman ini, yakni Abu Hurairah, apakah dia lebih tahu tentang hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada kalian, karena kami telah mendengar darinya hadits-hadits yang tidak pernah kami dengar dari kalian, ataukah ia berkata atas Nabi apa yang tidak pernah beliau sabdakan?”
Thalhah menjawab, “Adapun jika ia mendengar hadits yang belum pernah kami dengar, maka aku tidak meragukannya. Aku akan menceritakan kepadamu tentang hal itu. Dulu kami adalah orang-orang yang memiliki rumah, kambing dan pekerjaan. Kami mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam waktu pagi dan petang, sementara Abu Hurairah adalah orang miskin sekaligus tamu di depan pintu rumah Rasulullah, tangannya bersama tangan Rasulullah, maka kami tidak ragu bahwa ia mendengar apa yang tidak kami dengar. Kamu tidak akan mendapati seseorang yang memiliki kebaikan akan berkata-kata atas nama Rasulullah apa yang tidak beliau katakan.” (Siyar A’lam an Nubala’ (2/605-606), seperti yang diriwayatkan at Tirmidzi dalam Jami’nya, al Bukhari dalam Tarikh al Kabir, al Hakim dalam al Mustadrak dan selainnya. Sanadnya hasan)
Al Baihaqi menambahkan dalam Madkhal-nya, dari maula Thalhah, ia berkata: Ketika Abu Hurairah sedang duduk, ada seoang laki-laki lewat di depan Thalhah dan berkata kepadanya, “Abu Hurairah telah banyak meriwayatkan hadits.” Thalhah menjawab, “Sungguh kami telah mendengar seperti yang ia dengar, tapi ia hafal sedang kami lupa.” Al Hafidz Ibnu Hajar juga menyebutkannya dalam Fathul Bari.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah ditanya, “Apakah engkau mengigkari hadits yang disampaikan Abu Hurairah?” Ia menjawab, “Tidak, tapi ia berani dan kami takut.”
Abu Hurairah berkata, “Apa dosaku jika aku hafal sedangkan mereka lupa?” (Siyar A’lam an Nubala (2/208))
Ibnu Umar berkata dalam hadits yang membicarakan tentang pahala mengantarkan jenazah, setelah Aisyah radhiyallahu ‘anha memberi kesaksian atas Abu Hurairah, “Engkau wahai Abu Hurairah, adalah orang yang paling banyak bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan paling mengetahui hadits beliau dibandingkan kami.”
Riwayat lengkapnya sebagai berikut:
Ibnu Umar melewati Abu Hurairah yang sedang menyampaikan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Barangsiapa mengiringi jenazah lalu ia menshalatkannya, maka ia mendapatkan (pahala) satu qirath, dan jika ia menyaksikan penguburannya, maka ia mendapatkan (pahala) dua qirath.”
Satu qirath itu lebih besar daripada Gunung Uhud. Maka Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Wahai Abu Hurairah, perhatikanlah apa yang engkau sampaikan dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu.” Abu Hurairah pun berdiri menghampirinya dan membawanya pergi kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha, lalu Abu Hurairah berkata kepadanya, “Wahau Ummul Mukminin, aku memintamu bersumpah demi nama Allah, apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengiringi jenazah lalu ia menshalatkannya, maka ia mendapatkan (pahala) satu qirath, dan jika ia menyaksikan penguburannya, maka ia mendapatkan (pahala) dua qirath.” Aisyah menjawab “Ya pernah” kemudian Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya aku dulu tidak disibukkan oleh bercocok tanam dan berdagang di pasar dari menghadiri majelis Nabi. Aku meminta kepada beliau satu kata untuk diajarkan kepadaku dan sesuap makan untuk diberikan kepadaku.” Maka Ibnu Umar berkata, “Wahai Abu Hurairah, engkau adalah orang yang paling banyak menemani Nabi dan paling mengetahui hadits beliau dibanding kami.” (Diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya (2/302), at Tirmidzi dalam Jami’-nya (13/226) secara ringkas, dan Al Hakim dalam Mustadrak-nya (3/510-511) Ia berkata “Sanadnya shahih”)
Dari Asy’ats bin Sulaim, dari bapaknya, ia berkata, “Aku datang ke Madinah, ternyata Abu Ayyub sedang menyampaikan hadits dari Abu Hurairah, dari Rasulullah, maka aku katakana kepadanya, “Engkau juga sahabat Rasulullah.” Ia menjawab”Abu Hurairah mendengar langsung dari Rasulullah. Aku meriwayatkan hadits darinya, dari Rasulullah lebih aku sukai daripada aku meriwayatkan (secara langsung) dari Rasulullah. (Al Muatadrak (3/512), dan Siyar A’lam an Nubala (2/606)

Selasa, 29 Maret 2011

Sayap Cinta Tak Pernah Patah

Dingin. Tak kurasakan aliran darah beredar dalam tubuhku. Hatiku sakit menerima akhir dari kenyataan yang sebenarnya. Pikiranku terus melayang mengingat seluruh rangkaian kejadian yang telah kualami. Tak kusangka, akhir dari semua ini membuat hatiku terasa teriris.
“Ya Allah, kenapa semuanya menjadi seperti ini? Berikanlah kepada hamba kekuatan untuk melewati semua ini dengan baik.”
Dengan lirih aku hanya dapat mengadu kepada Allah. Menyampaikan  segala gundah gulana di hatiku. Tapi, aku percaya. Ini adalah jalan terbaik yang telah kutempuh. Allah telah memberikan yang terbaik untukku. Tanpa sadar, kelenjar air mata di kelopak mata mulai merasakan impuls listrik dari rangsangan stimulus dari hatiku yang terdalam. Air mataku mulai mengucur deras menuruni bagian dagu wajahku. Sakit di hati membuat diriku terus terisak duduk sendiri di samping  jendela bus yang kunaiki menuju Bandung.
***
Indah mempesona. Hanya ada dua kata terucap atas apa yang kupandang. Kebun-kebun teh hijau menghampar luas di segala penjuru. Desiran Angin putih menyelisik berbagai bentuk kehidupan sepanjang mata memandang. Kesejukannya membuat diri ini merasa tenang ketika menghirupnya. Inilah salah satu bioma dengan segala organisasi kehidupan di dalamnya untuk keseimbangan ekosistem yang kokoh. Keseimbangan sempurna yang diciptakan sang Khaliq untuk kebahagiaan seluruh organisme yang ada. Seperti kebahagiaan diriku saat ini.
Ini adalah hari bersejarah untukku. Dimana ada kebahagiaan besar yang aku dapatkan. Dengan segala yang kumiliki dari potensi diri yang terus berkembang dalam impianku. Aku selalu terus berkeinginan mendapatkan yang lebih tinggi. Tidak akan pernah puas atas apa yang Allah berikan dan bersyukur kepadaNya untuk mendapatkan yang lebih baik. Dan aku pun bisa mendapatkan semua itu jika dapat terus berusaha menjadi orang yang ikhlas.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku impian yang ingin kuraih. Aku berhasil meraih apa yang kuharapkan. Mahasiswa terbaik Nasional dengan penghargaan dari presiden secara langsung. Berikut dengan pengakuan dari ahli Genetika terkemuka Dunia Dr. Kazuo Murakami terhadap skripsi yang kutulis tentang perkembangan genetika mikrobiologi. Dengan begitu secara langsung aku mendapatkan beasiswa pasca sarjana di Harvard University..
Suasana masjid sunyi dengan tenang. Diriku termenung terduduk di depan teras masjid memandangi perkebunan teh yang luas memikirkan berbagai rangkaian jejakku di ITB. Masa 4 tahun kujalani bersama teman-teman dalam ikatan ukhuwah yang kuat. Dengan mereka semua telah kualami berbagai kejadian dan pengalaman yang mengharukan. Salah satunya adalah ceritaku ini yang membuatku mengerti bagaimana cinta bekerja dalam kehidupan manusia.
***
“Hey, jangan melamun!”, hentak Robbani kepadaku sehingga membuat pikiranku buyar. Karena hentakkannya, agar-agar yang kupegang  jatuh dari atas tanganku. Padahal kami sudah susah payah membuatnya sendiri dari bahan dasar ganggang merah Eucheuma Spinosum.
“Yah, jadi jatuh itu agarnya”, keluhku.
“Hahaha… makanya siapa suruh melamun tidak jelas sambil menatap langit seperti itu. Toh yang ada hanya kegelapan malam dengan sinar bulan yang belum sempurna purnama.”
Itu pasti kebiasaan Robbani yang tak bisa dihilangkan. Selalu berkomentar panjang ketika melihat teman bicaranya melakukan sesuatu yang tidak disukainya. Padahal, bisa saja temannya itu melakukannya karena ada sesuatu yang lain. Tapi, tidak seperti biasanya ia menanyakan perihalku tentang hal ini.
“Yah..jadi makin diam. Ada apa sebenarnya yang membuat Antum menjadi seperti sekarang akhir-akhir ini?”, tanya Robbani kepadaku.
Walaupun perangainya seperti itu, dia memiliki hati yang lembut dimana hampir semua warga kampus menyukainya. Dia selalu perhatian melihat seluruh perilaku teman-temannya. Inilah yang dapat menjadikan diriku selalu percaya padanya menceritakan seluruh isi hatiku.
“Akhi, Antum pasti masih ingat. Ketika saat kita melakukan riset penelitian tentang penyakit AIDS. Dimana dalam riset itu kita berhasil menguak tentang asal usul virus HIV yang menyebabkan sistem imunitas tubuh menjadi turun drastis sehingga banyak komplikasi penyakit lain yang diderita pasien AIDS.
Dalam hal ini ada sebuah konspirasi kesehatan besar bahwa sebenarnya AIDS bukan berasal dari perbuatan homoseksual yang selama ini diduga kuat berasal dari kera Afrika yang telah mengalami mutasi. AIDS adalah plague yang dibentuk di laboratorium virus dengan mencampur genom sapi ternak dengan virus domba. Dan kita sudah mengetahui dengan jelas bahwa virus HIV ini diproduksi dan dikembangkan untuk disebarluaskan ke masyarakat dunia agar menimbulkan pandemi virus.”
“Ya, dalam studi kasus di New York juga ditemukan bahwa strain virus hepatitis B sama dengan pola pasien pengidap AIDS. Dan kita pun tahu? Ternyata salah satu perusahaan farmasi besar Dunia yang berbasis Internasional juga terlibat menimbulkan pandemi virus dengan ditemukannya vaksin hepatitis yang terkontaminasi oleh virus AIDS.”
Robbani meneruskan pernyataan tentang AIDS itu dengan pemaparan yang menakjubkan. Itulah kenapa kami sering diberikan kesempatan mengisi seminar karena argumentasi hebat dari kami. Dan kau tahu, Robbani pernah sekali mengatakan bahwa dia dan aku adalah dua orang partner sekaligus rival yang takkan pernah berpisah.
“Jadi, kenapa kau seperti orang yang terlihat selalu murung berharap sesuatu yang orang lain tak tahu?”
Aku tersentak kaget mendengar perkataannya. Bagaimana tidak. Robbani mengetahui tentang isi hatiku yang selalu berharap kepada seseorang yang sangat istimewa bagiku. Aku harus menumpahkan isi hatiku ini dengan sebaik-baiknya.
Pikiranku kemudian mulai menerawang tentang sosok perempuan mempesona dan sangat kukagumi. Dia adalah lentera pertama hatiku yang menerangi dengan cinta. Sosok perempuan yang sangat lembut hatinya dengan semangat membara dalam memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Dan tahukah kau?
Senyuman pada wajahnya itu benar-benar membuat dirinya menjadi lebih cantik dan bercahaya. Itulah kesanku terhadap dirinya saat melihat dirinya pertama kali.
Pertemuan pertama dengan sosok itu terjadi ketika ia menjadi pembicara saat seminar hasil riset penelitian penyakit AIDS. Sosok perempuan enerjik dengan balutan jilbab putih bersih dengan jubah berwarna biru muda . Aku sangat kagum sekaligus terpesona dengan sosok itu. Seperti melihat bidadari surga yang cantik jelita. Apalagi setelah mendengar dari para ikhwan akhwat lain yang sangat terkesan dengan kepribadian perempuan itu. Aku pun tahu. Sosok itu adalah perempuan yang dalam pandanganku  sempurna sesuai dengan harapanku. Karena itulah aliran deras cinta dalam relung hatiku muncul dari Allah kepada dirinya.
Setelah aku menceritakan segala isi hatiku kepada Robbani dengan polosnya, Robbani hanya tersenyum dengan wajah yang bercahaya. Wajah yang kembali mengingatkan diriku tentang sosok perempuan itu yang memancarkan kebahagiaan saat dirinya tersenyum.
“Akhi, tahukah kau? Bahwa sebenarnya inilah yang kunantikan sejak bertemu denganmu. Aku memandangmu sebagai ikhwan dengan figur seorang teladan. Seorang ikhwan yang pada dirinya terpancar cahaya kebaikan. Cahaya itu dapat menjadikan orang yang melihatnya kembali teringat kepada Allah. Pelita yang menerangi hati dari kegelapan. Hingga membuat mata air keluhuran mengalir dengan deras ke seluruh jiwa raga menuju ketaqwaan kepada Allah.”
Robbani berkata dengan sangat terbuka sekali. Kejujurannya dalam berkata hingga genggaman tangannya di lenganku yang mencengkeram keras dengan kelembutan membuat diriku merasa terharu.. Robbani, kau adalah sahabat terbaikku. Mulutku tak bisa berkata-kata apalagi setelah mendengar pernyataannya itu.
“Akhi, karena itu aku sangat berharap kepada Allah agar kalian dipertemukan dalam ikatan cinta yang kuat. Dua orang insan yang saling mencintai akan menjalani kehidupan bersama dalam keridhaan ilaahi.
Akhi, Tahukah Antum bahwa sebenarnya dia juga sangat mencintaimu. Dia selalu menjaga cintanya kepadamu dalam naungan cinta Allah. Dia juga selalu memperhatikanmu untuk menjadi motivasi bagi dirinya agar menjadi lebih baik. Sama persis sepertimu. Kalian mempunyai cara yang sama dalam menjalin cinta kalian masing-masing untuk menjadi lebih baik. Dan tahukah Antum bahwa aku adalah adik sepupu dari sosok perempuan yang kau cintai.”
Tiba-tiba saja pelupuk mataku telah terpenuhi oleh air mata. Tetes demi tetes turun dengan derasnya hingga membasahi pipiku. Tanpa sadar tubuhku pun memeluk sahabatku ini dengan erat. Aku sangat terharu mendengar pengakuannya itu. Perasaanku berkecamuk antara kaget, takut, bimbang dan juga bahagia.. Kebahagiaan yang kurasakan seperti salju yang turun pada saat musim panas berlangsung. Bahagia karena harapanku selama ini telah benar-benar Allah wujudkan melalui pengakuan Robbani barusan. Inilah jalan cinta yang hakiki dalam menempuh jalan ketaqwaan kepada Allah Taala.
Hariku untuk selanjutnya sangat berbeda dari seperti biasanya. Sekarang ini mata air keluhuran dalam relung hatiku menghiasi setiap derap langkah kehidupan yang memancarkan energi positif. Ini adalah kekuatan cinta yang memberikan pemberdayaan menuju titik perubahan. Dengan kemampuan itulah seorang pecinta sejati terus berusaha agar cintanya tak kandas di tengah jalan. Seperti kata Quddamah bahwa jatuh cinta adalah peristiwa paling penting dalam sejarah kepribadian seseorang. Mengubah seorang pengecut menjadi pemberani, yang pelit jadi dermawan, yang malas jadi rajin, yang pesimis jadi optimis, yang kasar jadi lembut. Dan cinta ini kepada sosok perempuan itu merupakan pengejawantahan cinta tertinggi nan hakiki kepada Allah.
Raihan, teman dekatku selain Robbani. Setelah mengetahui perihal tentang diriku terus berkomentar banyak sekali. Salah satunya adalah perbedaan umurku dengan sosok perempuan itu.. Ya, aku memang lebih muda 10 bulan dengan dirinya. Tapi, ini bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Aku menginginkan seseorang yang dapat menjadi pendampingku seperti Khadijah RA. istri Rasulullah saw. Seorang pendamping hidup dalam mengemban amanah risalah Islam yang dipegang suaminya di saat sedih dan senang. Seperti peristiwa turunnya wahyu pertama kali kepada Rasulullah saw. Saat itu, Rasulullah sungguh merasakan ketakutan dan kekhawatiran yang besar. Khadijah yang penuh dengan rasa kasih sayang nan lembut hatinya adalah tempat beliau melimpahkan segala perasaan hati yang besar itu untuk mendapatkan rasa tenteram dan damai. Saat pulang dari gua hira itu Khadijah berkata kepada beliau,
“Wahai putra pamanku. Bergembiralah dan tabahkan hatimu. Demi Dia Yang memegang hidup Khadijah. Aku berharap kiranya engkau akan menjadi Nabi atas umat ini. Sama sekali Allah takkan mencemooh kau; sebab engkaulah yang mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, kau yang mau memikul beban orang lain dan menghormati tamu dan menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar.” Khadijah adalah seorang istri yang sangat baik tutur perkataannya.
***
Hari mulai beranjak senja. Pemandangan puncak semakin indah dengan hiasan lazuardi langit yang menawan. Basuhan wudhu membuat kesegaran yang berlebih di puncak ini. Apalagi setelah itu mendirikan shalat Ashar berjamaah dengan teman-teman kampus. Lengkaplah kebahagiaanku saat ini dalam mengenang seluruh kejadian bersama  teman-teman yang tak terlupakan selama 4 tahun di ITB. Dan sampai saat ini aku masih terus akan bercerita tentang kenanganku ini.
Diriku hanya bisa tersenyum mengingat kenangan indah yang takkan pernah kulupakan itu. Saat itu aku berpikir itu adalah jalan terbaik yang diberikan Allah kepadaku. Karena aku sangat berharap, agar Allah menjadikan sosok perempuan yang kucintai sebagai seseorang yang mendampingi hidupku. Dan  aku pun juga merasakan kebersamaanku dengan Allah seperti sangat dekat sekali dalam pengawasan dan dukunganNya. Ya, saat itu aku sangat berharap kepada Allah. Tapi, Allah masih berkehendak lain.
***
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh…
Maha  suci  Allah. Semua penciptaannya yang indah ini hanya dapat kita nikmati atas kehendak dan cintaNya Yang Maha Agung. Kehidupan yang ada dunia ini juga adalah karunia Allah kepada makhluk-makhluk cipataanNya. Dari kehidupan kecil uniseluler  yang tak terlihat hingga kehidupan besar multiseluler yang selalu terlihat dengan sempurna. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kehidupan dengan yang kompleks ini sehingga dapat terus mengecap manisnya ukhuwah islamiyah di antara kita semua.
Ya Rabb, limpahkanlah selalu shalawat dan salam  kepada manusia terpilih yang selalu dijaga olehMu. Seseorang yang telah berjasa dalam menyampaikan risalah Islam yang indah ini dengan baik. Seorang khotmul anbiyaa yang berhasil menerangi dunia dengan cahaya agamaMu  dari kegelapan jahiliyyah yang menyesatkan. Dialah Nabi besar Muhammad saw yang selalu kami rindukan untuk bertemu dengannya di surga kelak. Allahumma Aamiin.
“Dan diantara  manusia ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapaun orang-orang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zhalim itu melihat, ketika mereka melihat azab  (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azabNya.” 1
“Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Di manakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku di hari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku”  2
Kehidupan kan menjadi indah manakala kita selalu menghiasi diri dengan keikhlasan penuh cinta. Cinta akan selalu mengantarkan kita pada kebahagiaan yang haqiqi jika dalam implementasi cinta kita tertuju pada Allah. Selalu mengharapkan  ridha dan cinta Ilaahi. Dengan begitu Allah kan memberikan naunganNya kepada kita semua apabila saling mencintai karena keagunganNya.
Akhi, semoga Allah memberikan perlindunganNya selalu kepadamu.
Yang paling utama adalah kuucapkan banyak terima kasih kepadamu.
Jazakallah khairan jazaa..
Karena Allah telah menjadikan kau sebagai seseorang yang telah memberikanku sebuah pelajaran terindah dalam hidupku akan arti yang haqiqi dari cinta.
Sepanjang perjalanan hidupku inilah ku bisa mendapatkan kebahagiaan cinta yang sesungguhnya saat melihat dirimu.
Kau seperti pelita cahaya yang menerangi jalan hidupku.
Memberikan cinta dengan penuh ketulusan.
Hingga sebuah motivasi besar keluar melonjak dalam  diri.
Untuk bergerak pada titik perubahan yang menyeluruh
Mencintai karena Allah Ta’aala.
Semoga Allah terus selalu menjaga hati orang-orang beriman.
Salah satu tolak ukur tingkatan keimanan seseorang ialah rasa saling mencintainya. Ia mencintai saudaranya karena Allah. Tak lain hanya untuk mendapatkan naunganNya di akhirat kelak. Ukhuwah islamiyah selalu ia jaga dengan semua saudara perjuangannya. Ia memiliki prinsip hidup yang jelas tertuju pada Allah. Seluruh saudaranya memandang dirinya sebagai seorang figur teladan yang patut diikuti. Itu karena ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Ia adalah seorang ikhwan yang rendah hati  menempati ruang khusus di relung hatiku.
Dalam sepatah kalimat ini ku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu. Walaupun hati seperti tersayat tak ingin menyampaikan. Tapi, ini harus kusampaikan kepadamu sebagai wujud rasa cintaku kepada Allah melalui dirimu. Sebelum itu perkenankanlah ku meminta maaf  atas semua kesalahan diriku dan Robbani kepadamu. Semoga Allah melimpahkan ampunanNya untuk kita semua.
Pekan ini insya Allah ku kan berangkat  menuju Turki. Semata-mata perjalanan jauh ini kulakukan untuk terus melanjutkan jihad dalam menuntut ilmu. Selalu berharap mendapatkan tempat yang mulia di sisi para Syuhada. Hanya dengan ilmu kita dapat mudah mendapatkan sesuatu yang tak bisa kita dapatkan sebelumnya dan menjadi lebih mulia dengan perlindungan malaikat yang senang pada orang-orang yang berilmu.
Dalam kesempatan ini ku hanya bisa mengucapkan banyak permintaan maaf. Aku akan mulai menetap di Turki bersama keluarga tercinta. Dan ini yang harus kusampaikan. Insya Allah di sana ku kan menikah dengan seorang anak teman lama ayahandaku. Pernikahan itu harus kulaksanakan karena itu merupakan wasiat terakhir ayahanda.
Beliau berkata bahwa seseorang itu adalah orang yang paling cocok untukku. Aku mempercayainya karena ku sangat mencintai ayahanda yang telah meninggalkan kami.
Semoga engkau mendapatkan wanita shalihah yang jauh lebih baik mendampingimu.
Terima kasih kuucapkan sebanyaknya karena kau telah menjadi salah satu seseorang yang menghiasi kebahagiaan hidupku.
Jazakallah khairan katsiiran ya akhi…
Uhibbuka fillah…
Ukhtuka al mahbuub
“Ya Allah, kenapa akhir dari semuanya menjadi seperti ini? Berikanlah kepada hamba kekuatan untuk melewati semua ini dengan baik. Jadikanlah ini semua sebagai pelajaran terindah bagiku, Ya Rabb.”
Aku masih terus menangis dengan sesenggukan. Aku masih belum percaya atas apa yang kubaca dari lembaran kertas yang sedang kupegang. Tapi, ini semua memang telah terjadi atas ketentuan Allah. Walaupun diriku belum bisa menerima atas kenyataan yang terjadi. Aku hanya bisa menangis dan terharu membaca surat dari sosok perempuan yang kucintai dan dicintai olehnya.
Bis yang kunaiki akhirnya telah tiba di Bandung. Kulangkahkan kakiku dengan lemas keluar dari bis menuju masjid terdekat. Sejak pulang dari Bogor aku belum sempat menunaikan shalat dzuhur. Aku ingin lebih mendekatkan diri pada Allah untuk bisa mendapatkan hikmah yang akan terus mengingatkanku untuk kedepannya.
Dalam hatiku masih merasakan betapa sesaknya perasaanku setelah membaca surat dari sosok perempuan itu. Surat itu kuterima ketika masih berada di Bogor mengunjungi keluarga untuk bersilaturahim. Tak disangka surat itu sebenarnya telah ditulis sejak sebulan lalu ketika ia wisuda SI angkatan 2010. Robbani baru mengirimkannya ketika sosok perempuan itu telah pergi menuju Turki. Tapi, aku yakin Robbani melakukan itu semua untuk kebaikan kami bertiga.
***
Senyuman pada wajahku semakin mengembang mengingat akhir dari ceritaku ini. Itu adalah salah satu jejak kehidupan yang membahagiakan. Memberikan pelajaran berharga bagiku bagaimana cinta bekerja dalam kehidupan manusia. Cinta selalu berawal dan berakhir pada Allah. Karena itulah kehidupan pula dari awal hingga akhir dapat berjalan dengan seimbang dan berkesinambungan karena kehendak dan cintaNya. Itulah motif Allah dalam menjalankan pergerakan kehidupan ini. Karena hanya dengan cinta kehidupan kita tercermin dengan kebenaran.
Mencintai merupakan pekerjaan orang-orang yang kuat. Pecinta sejati yang dapat merefleksikan dirinya dalam penumbuhan kepribadian. Karena mencintai adalah pekerjaan yang membutuhkan kepribadian yang kuat. Maka pecinta sejati hanya mengenal bagaimana ia bisa terus menumbuhkan kepribadiannya dalam mencintai kekasih yang dicintainya.
Cinta dan kepribadian merupakan dua kata yang sama-sama saling tumbuh dan berkembang. Seorang pecinta sejati tahu bahwa mencintai adalah pekerjaan jiwa dalam mengatur gagasan, emosi dan tindakan. Dia tahu mencintai adalah pekerjaan yang membutuhkan keputusan yang besar. Karena mencintai itu adalah bagaimana kita dapat memberi sesuatu kepada kekasih yang kita cintai.
Hakikat cinta hanya bagaimana kita memberi pada kekasih yang kita cintai. Memberikan dengan penuh ketulusan. Bagaimana kita dapat selalu memperhatikan dirinya dalam penumbuhan dirinya. Memberikan semangat pelayanan dalam penumbuhan kepribadian dirinya. Merawat dengan kebajikan di setiap aktivitas kehidupannya. Dan melindungi dengan keberanian agar kekasih yang kita cintai dapat selalu tenang dan bergantung dalam kebersamaan dengan diri kita.
Sayap cinta yang tak pernah patah. Hanya seorang pecinta sejati yang tak pernah mematahkan sayap cintanya. Karena kasih yang tak sampai tak pernah menyurutkan rasa mencintai dirinya kepada orang yang dikasihi. Kesempatan itu pasti kan datang kembali. Memberikan yang terbaik untuk kita dalam melakukan pekerjaan jiwa yang agung ini. Maka pecinta sejati selamanya hanya berkata, “Apa yang akan kuberikan?”. Tentang ‘siapa’ yang akan kita berikan itu menjadi sekunder. Karena Allah pasti memberikan yang terbaik untuk kita jika kita mencintai karena keagunganNya.
Kegelapan mulai menyelimuti senja hari yang indah ini. Kulangkahkan kakiku menuju pintu keluar masjid. Aku tetap percaya. Sosok perempuan itu pun turut bahagia dengan kekasih hidupnya sekarang. Dan aku pun selalu percaya. Allah pasti akan  memberikan kekasih terbaik untukku dalam melakukan pekerjaan jiwa yang agung. Cinta mencintai karena kebesaranNya untuk mendapatkan naunganNya kelak di hari kiamat nanti.
Kupu-kupu itu terus terbang dengan eloknya. Pesona Sasakia charondra yang dipancarkan dari sayap hitam dengan corak ungu itu tidak dapat luput dari pandangan. Ia terus terbang mencari kekasih dirinya yang tak lain adalah kuncup bunga yang mekar menunggu kedatangan dirinya. Kupu-kupu itu pun tahu. Bahwa dia dapat hidup dengan kehendak dan cintaNya. Dia tak pernah mematahkan sayapnya walaupun tak mendapatkan apapun dari kuncup bunga yang ia kunjungi. Karena sayap cinta takkan pernah patah.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenis-jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh , pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” 3
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu), bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” 4

Senin, 28 Maret 2011

Kematian


Kematian punya banyak sisi dari sebuah bangunan kehidupan. Ia merupakan kemestian, musibah, kesedihan buat keluarga yang ditinggalkan, dan masih banyak sisi lain yang patut kita renungkan.

----------

Majalah Saksi - Kematian punya banyak sisi dari sebuah bangunan kehidupan. Ia merupakan kemestian, musibah, kesedihan buat keluarga yang ditinggalkan, dan masih banyak sisi lain yang patut kita renungkan.

Dalam Alquran, ada tiga kullu yang menunjukkan berbagai subjek kematian. Kullu pertama terdapat dalam surah Al-Qashash ayat 88: ...kullu syai-in haalik illa wajhah.... (tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah). Kedua, terdapat dalam surah Ar-Rahman ayat 26: kullu man ‘alaihaa faan (semua yang ada di bumi itu akan binasa). Dan yang ketiga terdapat dalam surah Ali ‘Imran ayat 185: kullu nafsin dzaaiqotul maut (tiap yang berjiwa akan merasakan mati).

Seorang pakar muslim asal Turki, Harun Yahya, punya gambaran sendiri tentang keadaan jasad manusia setelah mati. “Dimulai saat nafas berhembus terakhir kalinya, kita bukan apa-apa lagi selain seonggok daging. Jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah jasad dimakamkan, bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut. Hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung. Mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya.

“Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.”

***

Saudaraku, kematian memang suatu yang tidak mengenakkan. Sakit, bahkan menakutkan. Tapi, ada kematian lain yang terasa lebih menyedihkan dan menyakitkan. Itulah kematian yang memisahkan antara ruh hidayah Allah dengan jasad naluri kehidupan. Hidup menjadi perjalanan hampa tanpa tujuan.

Imam Syahid Hasan Albanna mengatakan, “Kalian adalah ruh baru dalam jasad umat saat ini.” Atas nama suara orang-orang yang terkungkung kematian hati saat ini, dakwah tidak boleh berhenti. Hidupkan mereka dengan dakwah.

Jangan ada kata istirahat dalam dakwah. Jangan biarkan ruh umat saat ini mati sebelum datang kematian jasad. Karena semua yang hidup pasti mati. Tapi, tidak semua yang akan mati benar-benar hidup.

Keadilan Islam


 Sejak menjabat gubernur, Amr bin Ash tidak lagi pergi ke medan tempur. Dia lebih sering tinggal di istana. Di depan istananya yang mewah itu ada sebidang tanah yang luas dan sebuah gubuk reyot milik seorang Yahudi tua.

----------

Aldakwah.org -- Sejak menjabat gubernur, Amr bin Ash tidak lagi pergi ke medan tempur. Dia lebih sering tinggal di istana. Di depan istananya yang mewah itu ada sebidang tanah yang luas dan sebuah gubuk reyot milik seorang Yahudi tua. "Alangkah indahnya bila di atas tanah itu berdiri sebuah mesjid," gumam sang gubernur. Singkat kata, Yahudi tua itu pun dipanggil menghadap sang gubernur untuk bernegosiasi. Amr bin Ash sangat kesal karena si kakek itu menolak untuk menjual tanah dan gubuknya meskipun telah ditawar lima belas kali lipat dari harga pasaran.

"Baiklah bila itu keputusanmu. Saya harap Anda tidak menyesal!" ancam sang gubernur.

Sepeninggal Yahudi tua itu, Amr bin Ash memerintahkan bawahannya untuk menyiapkan surat pembongkaran.Sementara si kakek tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis. Dalam keputusannya terbetiklah niat untuk mengadukan kesewenang- wenangan gubernur Mesir itu pada Khalifah Umar bin Khattab. "Ada perlu apa kakek, jauh-jauh dari Mesir datang ke sini?" tanya Umar bin Khattab. Setelah mengatur detak jantungnya karena berhadapan dengan seorang khalifah yang tinggi besar dan full wibawa, si kakek itu mengadukan kasusnya. Padahal penampilan khalifah Umar amat sederhana untuk ukuran pemimpin yang memiliki kekuasaan begitu luas. Dia ceritakan pula bagaimana perjuangannya untuk memiliki rumah itu. Merah padam wajah Umar begitu mendengar penuturan orang tua itu. ”Masya Allah, kurang ajar sekali Amr!" kecam Umar."Sungguh Tuan, saya tidak mengada-ada," si kakek itu semakin gemetar dan kebingungan. Dan ia semakin bingung ketika Umar memintanya mengambil sepotong tulang, lalu menggores tulang itu dengan pedangnya.

"Berikan tulang ini pada gubernurku, saudara Amr bin Ash di Mesir," kata sang Khalifah, Al Faruq, Umar bin Khattab. Si Yahudi itu semakin kebingungan, "Tuan, apakah Tuan tidak sedang mempermainkan saya!" ujar Yahudi itu pelan.

Dia cemas dan mulai berpikir yang tidak-tidak.Jangan-jangan khalifah dan gubernur setali tiga uang, pikirnya. Di manapun, mereka yang mayoritas dan memegang kendali pasti akan menindas kelompok minoritas, begitu pikir si kakek. Bisa jadi dirinya malah akan ditangkap dan dituduh subversif. Yahudi itu semakin tidak mengerti ketika bertemu kembali dengan Gubernur Amr bin Ash. "Bongkar masjid itu!" teriak Amr bin Ash gemetar. Wajahnya pucat dilanda ketakutan yang amat sangat. Yahudi itu berlari keluar menuju gubuk reyotnya untuk membuktikan sesungguhan perintah gubernur. Benar saja, sejumlah orang sudah bersiap-siap menghancurkan masjid megah yang sudah hampir jadi itu.

"Tunggu!" teriak sang kakek. "Maaf, Tuan Gubernur, tolong jelaskan perkara pelik ini. Berasal dari apakah tulang itu? Apa keistimewaan tulang itu sampai-sampai Tuan berani memutuskan untuk membongkar begitu saja bangunan yang amat mahal ini. Sungguh saya tidak mengerti!" Amr bin Ash memegang pundak si kakek, "Wahai kakek, tulang itu hanyalah tulang biasa, baunya pun busuk."
"Tapi....." sela si kakek.

"Karena berisi perintah khalifah, tulang itu menjadi sangat berarti.
Ketahuilah, tulang nan busuk itu adalah peringatan bahwa berapa pun tingginya kekuasaan seseorang, ia akan menjadi tulang yang busuk. Sedangkah huruf alif yang digores, itu artinya kita harus adil baik ke atas maupun ke bawah. Lurus seperti huruf alif. Dan bila saya tidak mampu menegakkan keadilan, khalifah tidak segan-segan memenggal kepala saya!" jelas sang gubernur.

"Sungguh agung ajaran agama Tuan. Sungguh, saya rela menyerahkan tanah dan gubuk itu. Dan bimbinglah saya dalam memahami ajaran Islam!" tutur si kakek itu dengan mata berkaca-kaca.

Minggu, 27 Maret 2011

~ Istri Cantik adalah Istri Yang Solehah ~

___MUSLIMAH SEJATI akan menghiasi kepribadiannya dengan BUDI PEKERTI yang Luhur & Keimanan yang Murni.
FITRAH kasih sayang tersimpan dlm perasaannya yang halus sehingga membuahkan Kelembutan & Kehalusan perasaan INSANIYAH.
Jika senantiasa di jaga dengan Didikan Syariah... Mereka akan menghiasi Taman Syurgawi di Akhirat Nanti.
Alangkah Indahnya Dunia ini jika di hiasi MUSLIMAH SHOLIHAH yg berpegang teguh dgn Ajaran Islam & Menghiasi bibirnya dengan Perkataan yg Mulia & Berdzikir.
Hatinya Tunduk & Patuh dengan Perintah ALLAH & Menjalankan Kewajiban Insani sesuai dengan Ketentuannya...
___MUSLIMAH SEJATI bagaikan bunga yang mekar menguntum menceriakan suasana & taman-taman.
___Kepribadian WANITA IDAMAN bagaikan batu apung bertaut setelah biduk berlalu.
Betapa pun tantangan & cobaan yg Mesti di Tempuh...Namun Kebulatan tekad menyatukan kembali hasrat kebenaran di dalam Nurani.
Ketaatannya Menyejukkan kalbu...Bagaikan Titisan Embun di pagi yg Dingin sehingga menjadi suri Teladan Generasi yg akan datang.
***
___WANITA bagaikan PERMATA yg lama terkubur di lembah Kejahilan.
Kehidupan nya kembali Mewangi Ibarat sekuntum Bunga yg Mekar setelah di sinari CAHAYA oleh Insan yg Berbudi luhur.
ROSULULLAH telah mengangkat derajat Wanita ke tahap yg paling tinggi... Sehingga pengorbanan Wanita selalu di kenang Oleh setiap Insan...kelembutannya menyejuk kan hati bila memandang.
___Tiada seorang Wanita pun yg ingin di Siksa dengan Penuh kehinaan Lantaran Dosa yang di Kerjakan...
Namun banyak Wanita yang Membeberkan Aurat... Melakukan Dosa2 lain yangg menyebabkan Ia Menjadi Penghuni Neraka.Naudzubillah...
Hanya Wanita yg memahami HAKIKAT kewanitaan nya akan Menghargai dirinya sendiri & membimbing dirinya ke jalan yang di Ridhoi ALLAH.
***
___WANITA SHOLIHAH Merupakan Calon Penghuni Syurga... Menjadi Dambaan Insan yg BERIMAN bagaikan Teratai mekar di telaga madu.
Keindahan AKHLAK nya Memancarkan Keluhuran Nurani... Menyejukkan Hati dan Penyeria Budi Pekerti.
Ucapan Menipis Fitnah dan Kemungkaran.
Membuahkan HIKMAH umpama Senandung Rindu Syair Keinsyafan.
___Setiap Nasehat dan Wasiat yg di Sampaikan ROSULULLAH menjadi PELITA dalam Kehidupan Seorang Wanita Sholihah.
Buaian Nafsu dan Kenikmatan Dunia bagaikan bias Cahaya yang tidak Meninggalkan bekas dalam Sanubari nya.
Kedzuhudannya Tersimpan Rapi dalam mahligai Impian untuk di nikmati dalam Taman-Taman Syurgawi.

~"~ SEMOGA MENJADI PEDOMAN WANITA yang Ingin Menjadi Remaja Cemerlang ,,, Istri Sholihah ,,, dan Ibu yg Penyayang ,,, Insya ALLAH ~"~

___ DUNIA Ini adalah Perhiasan dan Sebaik-baik Perhiasan Ialah Wanita (Istri) yang Sholihah.
Sebaik-baik Wanita Ialah Wanita (istri) yang apabila engkau memandang kepadanya Ia akan Menyenangkan engkau ,,, Jika engkau Memerintah ditaatinya Perintah engkau (Taat) ,,,
dan Jika engkau bepergian di Jaga Harta engkau dan Dirinya.
Semoga bermanfaat... ^_^
 

Ingat Maut


Sahabat, kehidupan manusia di dunia adalah sebuah perjalanan yang pasti ada akhirnya.


Sahabat, kehidupan manusia di dunia adalah sebuah perjalanan yang pasti ada akhirnya. Dan tahukah sahabat apa yang akan menjadi akhir dari perjalanan kita di dunia ini untuk selanjutnya memulai sebuah perjalanan baru ke negeri yang masih asing? Itulah kematian. Kematianlah, akhir kisah hidup kita di dunia.

Lalu, adakah kita siap menjumpainya ketika malaikat pencabut nyawa sudah datang menjemput? Adakah kita siap ketika kain kafan akan membungkus tubuh kita? Adakah kita siap ketika tubuh kita akan diturunkan ke liang lahat? Ketika papan-papan menutup jasad, ketika gumpalan tanah menimbun, apakah kita siap? Ingatlah kita pasti mati. Kita pasti berpisah dengan ibu bapak kita. Merekakah yang akan berpulang lebih dulu? Ataukah malah kita yang mendahului mereka? Kita pasti berpisah dengan orang-orang yang kita cintai. Betapa pun kita teramat sayang kepada mereka, Allah pasti membuat kematian yang akan mengakhiri segalanya.

Kullu nafsin dzaa iqatul maut, [QS. Ali Imran [3] ; 19] demikian Allah Azza wa Jalla menegaskan. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati! Dan sakaratul maut itu sakit sekali, kambing saja yang tidak mempunyai dosa apapun, ketika disembelih, Allah memperlihatkan kepada kita, betapa sulitnya ia meregang nyawa. Ayam adalah mahluk Allah yang selalu bertasbih, dan karena itu ia bersih dari dosa. Tetapi, ketika disembelih betapa ia menggelepar-gelepar tanda teramat sakitnya melepas nyawa.

Sahabat, Kita pun demikian halnya. Semakin busuk diri kita ketika hidup, mungkin saat-saat tercerabutnya nyawa dari badan akan merupakan saat-saat yang teramat pahit dan menderita. Tubuh ini laksana dibelit kawat berduri yang menghunjam ke setiap bagian otot, kemudian ditarik, sehingga tercabik-cabik dan tercerabut dari tulang.

Kita pasti akan meninggalkan segala yang apa kita cintai. Hanya kain kafan yang menemani. Mungkin saat-saat kita meninggal, orang-orang menangis, tapi mungkin juga sebaliknya, menertawakan. Jasad yang terbujur kaku pun dengan tanpa daya diusung orang menuju liang kubur. Ya, di sanalah rumah terakhir kita. Tidak ada yang kita bawa. Kita akan dibaringkan menghadap kiblat. Kain kafan dibuka sedikit pada wajah kita agar menyentuh tanah. Papan-papan pun akan mempersempit ruang lahat. Kemudian, pelan-pelan tanah akan menutup dan menghimpit, hingga tak ada sedikit pun ruang yang tersisa. Mungkin yang akan menimbunkan tanah itu justru orang-orang yang paling kita cintai.

Semakin lama semakin gelap dan pekat. Kita tak lagi mempunyai teman, selain amal baik. Harta, pangkat, jabatan, yang mati-matian kita cari semuanya tidak ada yang mampu menolong kita. Bahkan mungkin tumpukan harta yang kita tinggalkan malah memperberat kita karena dipakai maksiat oleh anak dan keturunan kita.

Mungkin saat itulah kita melolong-lolong menjerit penuh penyesalan. Ketika itulah akan kita rasakan gemeretaknya tulang-belulang di sekujur tubuh hancur luluh dihimpit oleh kubur yang teramat benci kepada jasad yang sarat bergelimang dosa.

Sahabat, Ketahuilah bahwa kematian itu pasti, dan siksa kubur pun pasti bagi orang yang tidak mempersiapkan diri.

Lalu apakah yang akan kita alami sesudah kematian nanti? Adalah hari pembalasan, adakah sahabat pernah memikirkan bahwa kita nanti di akhirat akan dibalas sesuai dengan amal perbuatan kita di dunia? Pandanglah dunia ini, begitu banyaknya ketidakadilan menyelimuti kehidupan manusia di bumi ini. Mudahnya nyawa manusia tak berdosa hilang tanpa alasan yang jelas, banyak kaum yang tertindas oleh penguasa, banyak orang yang dibakar karena disangka pencopet atau pencuri padahal mereka tidak pernah mencopet maupun mencuri. Na'udzubillah, apakah sahabat mengira bahwa kehidupan manusia hanya sampai di situ saja? Sungguh tidak demikian, tidaklah adil jika kehidupan hanya sebatas di dunia saja. Alam semesta ini beserta seluruh isinya berjalan dalam kesetimbangan, akan ada suatu masa dimana tidak akan ada lagi ketidakadilan, masa dimana amal perbuatan buruk dibalas siksaan dan amal perbuatan baik dibalas kenikmatan. Hari Pembalasan, masa dimana tidak ada lagi kesempatan beramal baik yang menyelamatkan kita.

Saudaraku, marilah kita luangkan waktu barang sejenak, saat-saat sebelum tidur malam biasakanlah memikirkan tentang fananya kehidupan di dunia ini. Dan renungkanlah bagaimana kita harus mempersiapkan kehidupan setelah kematian. Luangkanlah barang sejenak tiap malam untuk merenung, selagi Ramadhan belum meninggalkan kita.

Kita hadapkan wajah kita kepada Allah, betapa rendahnya harga diri kita di hadapan-Nya. Renungkanlah nikmat yang telah kita peroleh, betapa harus bersyukurnya kita karena diberikan kesehatan hingga saat ini, bayangkan jika saat ini kita sakit semisal gagal ginjal hingga tiap minggu harus cuci darah. Banyak sekali nikmat-nikmat yang telah kita rasakan namun kita pun terlalu lemah untuk mensyukurinya. Kita tidak akan dapat hidup di dunia ini dengan segala kenikmatan yang ada tanpa bantuan Allah, Dia-lah yang memudahkan segala urusan kita.

Menangislah karena terlalu banyaknya dosa yang telah kita perbuat, karena terlalu lemahnya kita untuk bersyukur, karena terlalu seringnya kita melalaikan perintah-Nya. Jangan pernah merasa cengeng, karena kita menangis di hadapan Allah - Zat yang telah menciptakan kita, karena tangisan itu adalah rahmat dari Allah.

Manfaatkanlah benar-benar sisa Ramadhan ini, kita tidak tahu apakah tahun depan masih bisa bertemu dengan bulan yang penuh berkah dan ampunan ini.

Astaghfirullah…Astaghfirullahal adzim..
Maafkanlah hamba yang penuh oleh peluh dosa ini..
Yang dengan sengaja telah melupakan-Mu..,walaupun Engkau tidak memerlukanku
Yang tidak dengan sengaja ataupun disengaja telah menyekutui-Mu..
Ya Allah…. Ya… Rabbi
Kau ciptakan aku dari setetes mani yang hina…
Kau pelihara aku di dalam rahim kasih sayang…
Sungguh kala itu aku begitu lemah…
Hingga saat ini aku takut menjadi penentang-Mu yang nyata…
Ya..Allahu Yaa..Rabbi
Kutahu..bahwa pintu maaf-Mu masih terbuka..luas tiada batas..
Oleh karena itu ya Rabbi.. terimalah taubat hamba ini ..
YA..Allahu Yaa Rabbi..
Engkaulah yang menjadikan orang tertawa dan menangis..
Engkaulah.. yang mampu mematikan dan menghidupkan..
Engkaulah yang menciptakan suatu pasangan laki2 dan perempuan..
Engkaulah yang memberikan kekayaan dan kecukupan
Engkaulah yang menimpakan azab kepada suatu kaum yang ingkar..
Dan Engkaulah yang menetapkan kejadian yang lain ( hari berbangkit )
Sungguh telah dekat terjadinya hari kiamat.

Sahabat marilah kita renungkan sepenggal cerita:

Suatu ketika Hasan Al-Bashri mengangkat pertanyaan di suatu majelis. “Wahai para orang lanjut usia yang terhormat, apakah yang dinanti dari tanaman pertanian yang sudah tua?” Mereka menjawab, “Masa panen.” Lalu Hasan-Al-Bashri melemparkan pandangannya pada para pemuda dan berkata, “Wahai para pemuda yang kucintai, ingatlah adakalanya tanaman itu layu sebelum tua.”