Kematian punya banyak sisi dari sebuah bangunan kehidupan. Ia merupakan kemestian, musibah, kesedihan buat keluarga yang ditinggalkan, dan masih banyak sisi lain yang patut kita renungkan.
----------
Majalah Saksi - Kematian punya banyak sisi dari sebuah bangunan kehidupan. Ia merupakan kemestian, musibah, kesedihan buat keluarga yang ditinggalkan, dan masih banyak sisi lain yang patut kita renungkan.
Dalam Alquran, ada tiga kullu yang menunjukkan berbagai subjek kematian. Kullu pertama terdapat dalam surah Al-Qashash ayat 88: ...kullu syai-in haalik illa wajhah.... (tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah). Kedua, terdapat dalam surah Ar-Rahman ayat 26: kullu man ‘alaihaa faan (semua yang ada di bumi itu akan binasa). Dan yang ketiga terdapat dalam surah Ali ‘Imran ayat 185: kullu nafsin dzaaiqotul maut (tiap yang berjiwa akan merasakan mati).
Seorang pakar muslim asal Turki, Harun Yahya, punya gambaran sendiri tentang keadaan jasad manusia setelah mati. “Dimulai saat nafas berhembus terakhir kalinya, kita bukan apa-apa lagi selain seonggok daging. Jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah jasad dimakamkan, bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut. Hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung. Mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya.
“Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.”
***
Saudaraku, kematian memang suatu yang tidak mengenakkan. Sakit, bahkan menakutkan. Tapi, ada kematian lain yang terasa lebih menyedihkan dan menyakitkan. Itulah kematian yang memisahkan antara ruh hidayah Allah dengan jasad naluri kehidupan. Hidup menjadi perjalanan hampa tanpa tujuan.
Imam Syahid Hasan Albanna mengatakan, “Kalian adalah ruh baru dalam jasad umat saat ini.” Atas nama suara orang-orang yang terkungkung kematian hati saat ini, dakwah tidak boleh berhenti. Hidupkan mereka dengan dakwah.
Jangan ada kata istirahat dalam dakwah. Jangan biarkan ruh umat saat ini mati sebelum datang kematian jasad. Karena semua yang hidup pasti mati. Tapi, tidak semua yang akan mati benar-benar hidup.