Another Templates

Ahlan wa sahlan.... selamat datang di jendela motivasi dan inspirasi semoga bermanfaat

Kamis, 18 November 2010


Manusia Harus Memberikan Apa yang Ia
Cintai kepada Orang Miskin
Orang sering kali cenderung memberikan sesuatu jika sesuatu yang diberikan itu tidak
merugikan kepentingannya. Misalnya, ketika seseorang memberikan harta bendanya kepada orang
miskin, sering kali ia memberikan sesuatu yang tidak lagi diperlukannya dan tidak disukainya, sudah
ketinggalan mode, atau tidak layak pakai. Tampaknya orang merasa berat untuk memberikan harta
benda yang dicintainya, padahal sesungguhnya kedermawanan seperti ini sangat penting untuk
membersihkan diri dan agar mencintai amal kebajikan. Ini merupakan rahasia penting yang
diungkapkan Allah kepada umat manusia. Allah telah menyatakan bahwa tidak ada cara lain untuk
mencapai kebajikan bagi manusia kecuali melalui:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan sebelum kamu menafkahkan
sebagian dari harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya.” (Q.s. Ali Imran: 92).
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik
dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Q.s. al-Baqarah: 267).
Membelanjakan Harta di Jalan Allah sebagai
Sarana Agar Dekat Dengan-Nya
Bagi orang yang beriman, tidak ada sesuatu pun yang lebih dirindukan daripada memperoleh
keridhaan Allah dan dicintai oleh-Nya. Orang yang beriman berusaha mencari asbab untuk
mendekatkan diri kepada Allah dalam hidupnya. Tentang hal ini, Allah menyatakan sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan carilah jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (Q.s. al-Ma’idah: 35).
Sebagai sebuah rahasia dan berita gembira bagi orang-orang beriman, Allah mengungkapkan
dalam al-Qur’an bahwa apa yang dibelanjakan akan menjadi asbab untuk mencapai kedekatan
dengan-Nya. Dengan demikian bagi orang yang beriman, memberikan apa yang ia cintai dan yang
melebihi keperluannya kepada orang-orang miskin tidaklah sulit, tetapi merupakan kesempatan
berharga untuk membuktikan bahwa ia adalah orang yang taat dan cinta kepada Allah. Tentang hal
ini Allah menyatakan sebagai berikut:
“Dan diantara orang-orang Arab Badui ada orang yang beriman kepada Allah dan hari
Kiamat, dan memandang apa yang dinafkahkannya itu sebagai jalan mendekatkannya
kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya
nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri. Kelak Allah akan
memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Q.s. at-Taubah: 99).
Apa Saja yang Dinafkahkan di Jalan Allah
akan Memperoleh Balasan yang Baik
Rahasia lain yang diungkapkan tentang membelanjakan harta seseorang di jalan Allah
menurut al-Qur’an adalah, bahwa apa saja yang dinafkahkannya itu pasti akan memperoleh balasan.
Ini merupakan janji Allah. Orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah tanpa takut
akan menjadi miskin, akan memperoleh rahmat yang menakjubkan dalam kehidupan mereka. Apa
saja yang dibelanjakan di jalan Allah akan diganjar sepenuhnya. Sebagian ayat yang menceritakan
janji tersebut adalah sebagai berikut:
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah
yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan, maka pahalanya itu untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu
membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang
baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu
sedikit pun tidak akan dianiaya.” (Q.s. al-Baqarah: 272).
“Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya.” (Q.s. al-Anfal: 60).
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa saja yang
dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.’ Dan barang apa saja
yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah Pemberi rezeki yang
sebaik-baiknya.” (Q.s. Saba’: 39).
Orang-orang yang beriman hanya mengharapkan keridhaan Allah dan surga ketika mereka
memberikan harta mereka; tetapi sebagai rahasia yang diungkapkan oleh Allah, apa saja yang
mereka nafkahkan akan dikembalikan lagi kepada mereka. Pengembalian ini merupakan rahmat di
dunia, dan di atas segalanya, Allah menyediakan surga bagi orang-orang yang beriman. Dalam pada
itu, berkebalikan dengan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Allah akan
mengurangi rezeki orang-orang yang bakhil dalam menafkahkan kekayaan mereka, atau orang yang
suka mengumpulkan kekayaan yang lebih banyak dan mengabaikan batasan-batasan Allah. Salah
satu ayat yang berkaitan dengan masalah ini menceritakan tentang keadaan orang-orang yang
memakan riba:
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (Q.s. al-Baqarah: 276).
Allah memberitahukan tentang keberuntungan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang
memberikan harta mereka sebagai berikut:
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi
Maha Mengetahui.” (Q.s. al-Baqarah: 261).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakitinya, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang
itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah ia bersih. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di
dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali
lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu perbuat.” (Q.s. al-Baqarah: 265).
Dalam setiap ayat tersebut terdapat rahasia yang diungkapkan Allah kepada orang-orang yang
beriman dalam al-Qur’an. Orang-orang yang beriman memberikan harta benda mereka hanya untuk
mencari keridhaan dan rahmat Allah dan surga-Nya. Namun, menyadari tentang rahasia-rahasia
yang diungkapkan dalam al-Qur’an, mereka juga mengharapkan rahmat dan karunia Allah. Semakin
banyak mereka memberikan hartanya di jalan Allah, dan semakin mereka memperhatikan apa yang
diharamkan dan yang dihalalkan, Allah akan semakin menambah kekayaan mereka, tugas-tugas
mereka dijadikan mudah, dan Allah memberikan kesempatan yang semakin banyak untuk
menafkahkan hartanya di jalan Allah. Setiap orang beriman yang bertakwa kepada Allah dan dalam
hatinya tidak ada kekhawatiran terhadap masa depan, ia akan memahami rahasia ini dalam kehidupannya.