Siapa pun pasti tidak mau pada keadaan ini. Dan bukan hal yang mudah untuk melaluinya. Bahkan pada keadaan ini, banyak sikap manusia yang berubah dan tak lagi sejalan dengan-Nya yang justru akan menghalangi karunia Allah dan perbaikan yang dianugrahkannya untuk mencapai kita. Banyak diantara mereka menggadaikan sebuah aset berharga yang harganya tidak terbatas, yang justru tanpa mereka sadari, hal tersebut membuat batasan bagi kemuliaannya sendiri. Aset berharga itu bernama kejujuran.
Memang tidak mudah untuk hidup dalam kekurangan, namun tidak seharusnya kita bersikap semakin memperburuk keadaan dengan mengeliminasi kejujuran. Karena kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimanapun dan dapat digunakan untuk apapun dan dalam situasi bagaimanapun. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimanapun dan dapat digunakan untuk apapun dan dalam situasi bagaimanapun. Kejujuran adalah lebih berharga dari pada apapun yang dimiliki seseorang, bahkan disituasi saat dia tak mempunyai apapun dan siapapun. Ketika seseorang telah kehilangan kejujuran, maka dia seperti tidak memiliki apapun. Manusia disekelilingnya akan berbalik dan mengacuhkannya, dan Allahpun akan mencatatnya sebagai pembohong.
...Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimanapun dan dapat digunakan untuk apapun dan dalam situasi bagaimanapun. Kejujuran adalah lebih berharga dari pada segala yang dimiliki seseorang, bahkan disituasi saat dia tak mempunyai apa-apa dan siapa-siapa lagi....Ketika seseorang sedang berlaku jujur walaupun dia sendiri dalam keadan kekurangan, namun tanpa dia sadari, dia sedang membangun sebuah pencukupan besar atas masa depannya sendiri. Dengan kejujuran, kepercayaan orang lain akan sangat mudah sekali didapat, ini berarti jalan menuju kesuksesan pun sudah digenggaman. Dan soal pemenuhan atas kekurangan itu, hanya masalah waktu saja.
Ketika seseorang memenuhi dirinya tetap dengan sebuah energi positif yaitu kejujuran, walaupun berkubang dengan segudang kekurangan, maka orang seperti ini sebenarnya sedang belajar menerima dan bersahabat dengan dirinya sendiri. Karena itu, terima saja, nikmati saja dahulu kenyataan yang "disuguhkan" kepada kita saat ini. Hal ini insyaallah akan menjadi pembangun kesadaran untuk menerima diri apa adanya. Tidak perlu memoles kekurangan tersebut dengan berbagai hal yang memberi kesan hebat pada diri kita dihadapan manusia. Menutupi kekurangan dengan polesan-polesan hanyalah membuat hidup semakin terjerumus ke dalam kesulitan baru. Kita tidak perlu takut atau malu bila hal tersebut diketahui atau menjadi bahan pembicaraan orang lain. Justru orang mesti bersyukur bahwa Allah masih berkenan menguji, dan hal itu mengindikasikan bahwa Allah masih perduli kepada kita.
Kekurangan apapun dalam hidup bila disikapi dengan damai, maka akan terasa mendamaikan. Kekurangan justru akan berubah menjadi suatu pemacu semangat yang membantu orang untuk bertumbuh dan berkembang dalam hidupnya.Ikhlaskan saja semua untuk berputar, dan yang kita tetap harus lakukan adalah berusaha dan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai keadaan yang lebih baik, soal hasil... Allah tentu sudah punya skenario hidup yang lebih cantik untuk kita. (Syahidah)