Another Templates

Ahlan wa sahlan.... selamat datang di jendela motivasi dan inspirasi semoga bermanfaat

Jumat, 11 Februari 2011

pemeliharaan kesehatan ibu

Pemeliharaan kesehatan ibu berkorelasi dengan tingkat kematian ibu. Angka kematian ibu di Indonesia ternyata masih tinggi, bahkan dibandingkan beberapa negara di Asean. Angka kematian ibu terutama terjadi selama masa kehamilan, saat proses persalinan, dan setelahnya.
Di Thailand, hanya terjadi 1 kematian ibu dari 1.100 persalinan. Sedangkan di Indonesia, 1 kematian ibu terjadi pada 250 persalinan.
Salah satu pihak yang mestinya lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap pemeliharaan kesehatan ibu adalah suami. Keinginan memiliki anak tentunya datang dari kedua pihak, yaitu suami dan istri.
Ketika mengalami kehamilan, usaha menjaga kesehatan selama kehamilan bukan hanya urusan istri. Suami juga harus lebih peduli dan tidak banyak keluar rumah dengan alasan mencari nafkah tambahan menjelang kelahiran anak.
Kesetiaan Suami
Dalam hubungan ini, menarik untuk mengetahui tingkat kepedulian suami dalam pemeliharaan kesehatan ibu, khususnya selama masa kehamilan. Peran ini juga dapat mengetahui tingkat kesetiaan dan perhatian suami terhadap istrinya. Apalagi tidak sedikit kasus suami selingkuh justru terjadi saat istri tengah hamil hingga proses nifas karena mungkin istri tidak bersedia atau tidak memungkinkan memenuhi kebutuhan biologis suami.
Data dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002-2003 memperlihatkan tingkat kepedulian dan kesetiaan suami dalam berbagai bentuk. Khususnya dalam mendukung pemeliharaan kesehatan ibu selama kehamilan. Karena ternyata, tingginya kepedulian suami sangat mendukung dan dapat menekan tingkat kematian ibu dan bayi saat persalinan.
Dari penelitian yang dilakukan di Jawa itu memperlihatkan bahwa laki-laki atau suami di Yogyakarta memiliki tingkat kesetiaan paling tinggi di Indonesia. Sedangkan tingkat kesetiaan paling rendah terjadi pada laki-laki atau suami di Jawa Barat. Tingkat kesetiaan suami ini terlihat dari beberapa indikator, yang meliputi :
Frekuensi Suami Berbicara dengan Petugas Kesehatan.
Indikator ini menunjukkan perhatian suami saat mengantarkan istri untuk pemeriksaan kehamilan. Untuk indikator ini Yogyakarta mendapatkan angka 52,8, jauh diatas rata-rata nasional 39,6. Setelah itu diikuti DKI Jakarta (47,9), Jawa Tengah (43,6), Banten (42,7), Jawa Timur (39,2), sedangkan Jawa Barat berada pada posisi terendah dengan angka 33,7.
Jenis Makanan Istri Hamil
Kualitas dan jenis makanan yang dikonsumsi istri yang sedang hamil ternyata juga ditentukan keputusan atau peran serta suami. Untuk indikator ini, DIY mendapatkan angka 50,7, jauh diatas rata-rata nasional 35,0. Diikuti DKI Jakarta (44,8), Jawa Tengah (40,6), Banten (38,4), Jawa Timur (32,8), dan Jawa Barat (30,2).
Lama Istri Istirahat
Indikator ini untuk melihat komunikasi suami terhadap lamanya istri beristirahat selama masa kehamilan. Untuk indikator ini, nilai tertinggi diraih DKI Jakarta sebesar 46,4, diikuti DI Yogyakarta (45,2), Banten (40,6), Jawa Tengah (39,9), Jawa Timur (34,5), dan Jawa Barat 30,6). Rata-rata nasionalnya adalah 35,5.
Prioritas Masalah Kesehatan Istri 
Indikator ini untuk melihat tingkat pengetahuan suami terhadap masalah kesehatan ibu yang harus lebih diperhatikan, khususnya selama kehamilan dan setelahnya. DIY memperoleh nilai 49,8, diikuti DKI Jakarta (44,0), Jawa Tengah (41,9), Banten (40,7), Jawa Timur (37,6), dan Jawa Barat 32,1. Sedangkan rata-rata nasional adalah 36,8.
Oke para suami, Anda ternyata sangat berperan dalam memelihara kesehatan ibu.